Update Terbaru Korban Dampak Erupsi Gunung Semeru

- 6 Desember 2021, 08:30 WIB
Warga mencari sisa barang dari rumahnya yang hancur akibat erupsi gunung Semeru di desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Luncuran awan panas akibat letusan gunung Semeru mengakibatkan puluhan rumah di dua kecamatan rusak dan delapan kecamatan terdampak abu vulkanik.  ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Warga mencari sisa barang dari rumahnya yang hancur akibat erupsi gunung Semeru di desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). Luncuran awan panas akibat letusan gunung Semeru mengakibatkan puluhan rumah di dua kecamatan rusak dan delapan kecamatan terdampak abu vulkanik. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc. /ARI BOWO SUCIPTO

 

BERITASOLORAYA.com Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali mengadakan siaran pers pada Minggu, 5 Desember 2021. Siaran pers tersebut digelar untuk memberikan informasi terbaru pasca bencana erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu,04 Desember 2021.

Dalam siaran pers tersebut Plt. Kepala Pusdatinkom BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan beberapa informasi terbaru yang di dapat dari Pedoman Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) terkait bencana erupsi Gunung Semeru.

Abdul Muhari mengatakan, Kepala BNPB bersama tim tadi siang tiba di Kabupaten Lumajang pada pukul 12.00 WIB yang langsung memimpin rapat koordinasi tanggap darurat bersama Gubernur Jawa Timur, segenap Forkopimda dan pemerintah daerah Kabupaten Lumajang.

Baca Juga: Bribda Randy Bagus Sasongko Minta Pacar Aborsi 2 Kali, Terancam Dipecat

Berdasarkan hasil rapat tersebut Pusdalops PB merilis laporan tentang jumlah korban akibat erupsi Gunung Semeru. Korban yang meninggal dunia bertambah 1 orang sehingga jumlahnya menjadi 14 orang. Sedangkan yang mengalami luka-luka berjumlah 56 orang, dengan perincian 35 orang mengalami luka berat dan 21 orang mengalami luka ringan.

Sementara tentang jumlah masyarakat yang terdampak, Abdul Muhari mengatakan, total korbannya adalah sebanyak 5205 jiwa dengan 1300 orang berada di pengungsian.

Selanjutnya Abdul Muhari mengatakan, untuk membentuk koordinasi informasi terpadu maka akan dibentuk sebuah posko yang akan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber.

“Seperti disampaikan oleh Kepala BNPB di lapangan, saat ini belum terbentuk posko terpadu tanggap darurat. Sehingga pendataan korban masih terpisah antara satu instansi dengan instansi lain. Dan malam ini harus terbentuk 1 posko terpadu”,kata Abdul Muhari.

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Youtube BNPB Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x