Sembelih 120 Ekor Kerbau Dini Hari, Warga Antusias Ikuti Tradisi Adat Ini di Jambi

31 Maret 2022, 11:56 WIB
Pemilik kerbau tengah memasang "kanikil" dari bilah rotan untuk memastikan hewan kerbau tersebut kuat tertambat di tiang tambatan di lokasi tradisi Bantai Adat di Dusun Baru Desa Rantau Rasau Kecamatan Tabir, Merangin, Jambi. Sebanyak 120 ekor kerbau disembelih pada kegiatan tradisi yang rutin digelar setiap tahun menjelang Bulan Ramadhan. /Antara/Syarif Abdullah/

BERITASOLORAYA.com - Sebanyak 120 ekor kerbau dewasa disembelih warga di Rantau Rasau, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Hal itu menjadi bagian dari tradisi "Bantai Adat". 

Penyembelihan 120 ekor digelar dalam rangka Bantai Adat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1443 Hijriyah. 

Bantai Adat tahun ini ditandai dengan dilakukannya penyembelihan 120 ekor kerbau. Prosesi penyembelihan dilakukan secara serentak pada Rabu, 30 Maret 2022 dini hari.

Baca Juga: Spoiler Manga One Piece Chapter 1045, Luffy Mampu Meninju Kaido Sambil Tersenyum

Bantai Adat, beragam rangkaian kegiatan dan prosesinya, disambut antusias warga. Masyarakat menyambut luar biasa tumplek mendatangi lokasi pusat pelaksanaan Bantai Adat.

Tampak warga berduyun-duyun menuju lokasi. Mereka yang jauh jaraknya, memakai kendaraan masing-masing.

Bagian yang khas adalah saat para wanita yang hadir. Hampir semuanya berpenampilan sarung kain batik sebagai pakaian yang wajib bagi kaum perempuan untuk datang ke lokasi Bantai Adat.

Baca Juga: Program Guru Penggerak Angkatan 7, Ini Dia Kriteria Umum dan Syaratnya dari Kemendikbud Ristek

Sementara itu, tersedia pula ratusan tiang yang dipancangkan kokoh untuk tambatan kerbau, dilengkapi dengan meja sebagai tempat penjualan daging kerbau pada esoknya.

Semua kerbau disiapkan dan disembelih secara serempak mulai pukul 04.00 WIB dini hari.

Pihak penyelenggara menjual daging kerbau yang disembelih tersebut kepada masyarakat dengan harga yang lebih murah. Satu kilogram daging kerbau dihargai Rp150.000.

Bantai Adat dibuka oleh Gubernur Jambi H Al Haris. Turut hadir juga pejabat Bupati Merangin H Mashuri dan Sekda Fajarman. Lokasi berlangsungnya Bantai Adat adalah di lahan milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merangin di desa Rantau Rasau.

Baca Juga: Jadi Penyedia Teknologi Biometrik, InterBIO Sampaikan Ini hingga Gibran Berikan Apresiasi

"Tradisi Bantai Adat yang dimeriahkan dengan berbagai kegiatan keagamaan dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) ini, ke depannya akan menjadi ajang resmi nasional. 

Di sini ada simbol budaya dan kegiatan agama yang disatukan," kata Gubernur Jambi sebagaimana dikutip BeritaSoloRaya.com dari Antara.

Budayanya, lanjutnya, tidak hanya membantai (menyembelih) ratusan kerbau, tetapi juga ada memanggang 1.000 batang lemang. 

Baca Juga: Peringatan Putin ke NATO Sudah dari Tahun 2008: Bayangkan Rusia Taruh Rudal di Kanada dan Meksiko

Kemudian, pertandingan "silek" serta kegiatan lainnya di Rumah Tuo Rantau Panjang.

Sebelumnya, diinformasikan pula, telah digelar agenda keagamaan, seperti pawai ta’aruf anak-anak serta khataman Al Quran secara massal.

"Sangat banyak budaya Islam di Provinsi Jambi yang bisa diangkat menjadi event nasional. Adat Melayu Islam di kawasan Tabir ini memang sangat luar biasa, karena sudah dilakukan dari dulu kala secara turun temurun. 

Baca Juga: Daftar Calon Guru Penggerak Angkatan 7 dan Link Daerah Wilayah Sasaran Rekrutmen dari Kemendikbud Ristek

Ini semangatnya kearifan lokal untuk menjaga silaturahim," kata Gubernur Al Haris yang sebelumnya adalah Bupati Merangin.

Di sisi lain, Bupati Merangin H Mashuri menambahkan bahwa peninggalan leluhur Rantau Panjang Tabir wajib patut dilestarikan.

Salah satunya seperti budaya Bantai Adat tersebut. Penyelenggaraan acara adat itu, menurut bupati, harus terus meningkat dari tahun ke tahun.

Baca Juga: Disebut Punya Bekingan Deddy Corbuzier, Ini Jawaban Komedian Uus

"Generasi muda milenial wajib terus kita libatkan, sehingga mereka jadi tahu dan kenal dengan budayanya sendiri. Jika generasi muda milenial kita paham dan tahu Budaya Bantai Adat ini, Insya Allah akan terus lestari," kata Bupati Merangin. ***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler