Wamen Angela Pingsan, Leluhur “Duko”?

- 7 November 2021, 16:43 WIB
 Angela Tanoesoedibjo tiba-tiba pingsan.
Angela Tanoesoedibjo tiba-tiba pingsan. /Tangkapan Layar YouTube.com/Daerah solo/

Kemudian dilanjutkan kembali oleh Pakubuwono V hingga Pakubuwono IX dan disempurnakan oleh Pakubuwono X.

Baca Juga: Ingin Berlibur Ke Bogor? Inilah Tempat Wisata yang Wajib Kamu Kunjungi

Di Kori Kamandungan terdapat cermin besar untuk bercermin sebelum masuk kraton atau istana.

Secara lahiriah, hal tersebut dimaksudkan agar siapapun yang akan masuk ke kraton berhenti sejenak untuk bercermin, atau mengoreksi apakah pakaian yang dikenakan sudah cukup pantas untuk masuk ke kraton.

Secara batiniah, mengingatkan agar manusia hendaknya selalu bercermin akan tingkah laku dan perbuatan serta menjaga kesucian hati.

Baca Juga: Kebakaran Hebat Mengancam Habitat Komodo di Pulau Rinca, Akan Komodo Bisa Selamat?

Sikap yang demikian ini memunculkan ungkapan, mulat sariro hangroso wani, yang berarti tanggap diri apakah pantas, bersih, rapi bertatakrama dalam "berbusana" untuk menghadap Sang Pencipta.

Setibanya seseorang di Kori Kamandungan harus berhenti dahulu untuk mengingat-ingat atau mengoreksi perbuatan ata perilakunya sendiri.

Fungsi Kori Kamandungan sebagai pintu utama terdepan yang menghubungkan kraton dengan luar kraton, melalui ruang antara yaitu halaman Sri Manganti, dan sekaligus sebagai pintu penghubung bangsal sisi barat dan sisi timur halaman Sri Manganti dengan halaman Kamandungan.

Baca Juga: Ingin Pergi Ke Ponorogo? Inilah Daftar Kuliner yang Wajib Kamu Coba

Halaman:

Editor: Novrisia Yulisdasari

Sumber: Cirebon Raya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah