Profil Watchdoc Organisasi Pembuat Film Dokumenter Dirty Vote, Didirikan Aktivis dan Eks Jurnalis

- 12 Februari 2024, 20:11 WIB
Simak Profil Wathdoc organisasi dibalik film dokumenter Dirty Vote yang menjadi sorotan warganet di masa tenang kampanye Pemilu 2024.
Simak Profil Wathdoc organisasi dibalik film dokumenter Dirty Vote yang menjadi sorotan warganet di masa tenang kampanye Pemilu 2024. /

BERITASOLORAYA.com – Film dokumenter Dirty Vote menuai pro kontra saat diluncurkan di masa tenang kampanye. Film yang diproduksi oleh Watchdoc itu diluncurkan via kanal YouTube, pada Senin 11 Februari 2024 kemarin.

Saat diluncurkan, film dokumenter Dirty Vote langsung menjadi sorotan warganet. Bahkan hingga Selasa 12 Februari 2024 sudah ada 5,4 juta warganet yang menyaksikan film dokumenter Dirty Vote di kanal YouTube.

Dalam film dokumenter berdurasi hampir 2 jam tersebut dijelaskan mengenai dugaan kecurangan Pemilu 2024 yang dilakukan secara terstruktur sistematis dan masif.

Dugaan kecurangan Pemilu 2024 itu dikupas oleh tiga orang akademisi, yakni Bivitri Susanti, Feri Amsari dan Zainal Arifin Mochtar. Ketiga akademisi tersebut dikenal sebagai pakar hukum tata negara. Ketiganya juga malang melintang sebagai pakar dan tampil di berbagai media massa.

Dalam film dokumenter Dirty Vote, tiga orang akademisi yang menjadi narasumber itu menjelaskan dugaan kecurangan Pemilu 2024, mulai dari putusan MK yang membuka jalan Gibran Rakabuming bisa ikut Pilpres 2024, penunjukan pejabat atau Pj kepala daerah hingga pemberian bansos yang disalurkan langsung oleh Presiden Jokowi.

Baca Juga: 81 Lembaga Quick Count Pemilu 2024 Sudah Diberi Sertifikat oleh KPU, Berikut Daftar Lengkapnya

Di samping itu ketiganya juga mengupas dugaan pelanggaran kampanye dan penggunaan fasilitas negara oleh pejabat dan Menteri Kabinet Indonesia Maju. Para menteri yang disinggung disebut tergabung ke dalam tim kampanye ataupun berafiliasi terhadap salah satu paslon capres cawapres.

Tak berselang lama usai peluncuran film dokumenter Dirty Vote di YouTube, pihak Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran menyampaikan konferensi pers.

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari Antara, Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran Habiburokhman justru mempertanyakan kapasitas dan kapabilitas para akademisi yang menjadi narasumber di dalam film dokumenter Dirty Vote.

“Sebagian besar yang disampaikan film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah. Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut dan saya kok merasa sepertinya ada tendensi, keinginan untuk mendegradasi pemilu ini dengan narasi yang sangat tidak berdasar,” kata Habiburokhman.

Untuk itu, Habiburokhman meminta masyarakat tak terpancing narasi bernada fitnah apalagi di masa tenang kampanye jelang hari pemungutan suara 14 Februari mendatang.

Baca Juga: Perhatikan dan Siapkan! Dokumen yang Dibawa Saat Datang Ke TPS pada Hari Pemilu 2024, Apa Saja?

Lantas siapakah pihak yang berada di balik film dokumenter Dirty Vote?

Profil Watchdoc di balik dokumenter Dirty Vote

Seperti diketahui film dokumenter Dirty Vote merupakan produksi dari Watchdoc. Organisasi independen itu dikenal akan produksi film dokumenternya. Sebut saja karya lainnya seperti Sexy Killers hingga Kinipan.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari watchdoc.co.id, organisasi Watchdoc didirikan oleh Dhandy Laksono dan Andhy Panca Kurniawan pada tahun 2009 silam. Baik Dhandy Laksono maupun Andhy Panca Kurniawan merupakan seorang aktivis.

Adapun Dhandy Laksono adalah mantan jurnalis dan pernah bekerja di RCTI hingga SCTV. Nama Dhandy Laksono juga tertera sebagai sutradara dalam karya terbaru Watchdoc yakni Dirty Vote.

Sepanjang Watchdoc berdiri sudah berhasil memproduksi sekitar 400 episode tayangan dokumenter, sejumlah karya dokumenter produksi Watchdoc juga berhasil meraih sejumlah penghargaan, seperti halnya penghargaan Ramon Magsaysay Award.***

 

Editor: Egia Astuti Mardani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah