Tak Puas dengan Permintaan Maaf Pihak BWF, Marcus Gideon Singgung Soal Penyelenggaraan Turnamen

23 Maret 2021, 13:41 WIB
Marcus Gideon ungkap kritikan pedas pada BWF dan penyelenggara turnamen. /Badminton Indonesia

PR SOLORAYA – Didepaknya tim bulu tangkis Indonesia di turnamen All England 2021 masih menyisakan kejengkelan di hati para pemain dan kontingen yang berangkat ke Inggris.

Kontingen dari Indonesia akhirnya dipulangkan pemerintah pada Minggu, 21 Maret 2021 lalu.

Tim bulu tangkis Indonesia baru sampai di bandara Soekarno-Hatta pada Senin, 22 Maret 2021 pukul 20.05 WIB.

Kedatangan kontingen dari Indonesia disambut dengan hangat oleh Pengurus Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) Komite Olimpiade Indonesia, dan KONI.

Baca Juga: Resmi Terjual, Cuitan Pertama di Twitter Milik Jack Dorsey Laku 2,9 Juta Dolar AS

Baca Juga: Simpatisan Habib Rizieq Kawal Persidangan di PN Jaktim, Pihak Berwajib Siapkan 1.788 Personel

Saat bertemu dengan awak media, para pemain bulu tangkis kebanggaan Indonesia itu menyampaikan unek-uneknya.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel “Marcus Gideon Wanti-wanti Tim Indonesia, Sentil Sikap BWF di Ajang All England 2021”, Marcus Fernaldi Gideon yang berangkat ke Inggris mengaku tidak puas dengan permintaan maaf BWF.

Marcus menilai penyelenggara turnamen tingkat dunia harusnya melakukan perisapan dengan lebih matang, agar tidak ada pihak yang dirugikan.

“Persiapan harus lebih matang. Takutnya nanti kalau ada kejadian seperti ini lagi, mereka (BWF) Cuma minta maaf tanpa ada pertanggungjawaban yang pasti,” ujar Marcus.

Baca Juga: Ibu-ibu Simpatisan Habib Rizieq Kepung PN Jaktim, Lantunkan Zikir di JPO Sumarno Berujung Dibubarkan Polisi

Baca Juga: Peneliti LIPI Menilai Limbah Batu Bara Tidak Berbahaya dan Aman Didaur Ulang

Baca Juga: CEK FAKTA: Irwansyah Dikabarkan Terbaring di Ranjang Rumah Sakit hingga Meninggal Dunia

Menurut Marcus, permintaan maaf tanpa adanya solusi merupakan tindakan yang percuma.

Kritikan pedas juga dilontarkan Greysia Polii. Dia menilai jika BWF tidak memahami posisinya selaku organisasi induk dan panitia.

Greysia menilai BWF harusnya memiliki kewenangan untuk melindungi atlet yang beranding dari kebijakan Badan Layanan Kesehatan Inggris (NHS).

“BWF adalah pelindung, dan kami (atlet) adalah aset mereka yang harus dinaungi. Mereka harus bisa lebih bertanggung jawab dengan respon mereka saat diarahkan NHS,” ujar Greysia.*** (Nurul Khadijah/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler