Apa Itu Regenerative Braking? Teknologi yang Bikin Mobil Listrik Makin Irit

- 6 Maret 2023, 15:59 WIB
Ilustrasi mobil listrik
Ilustrasi mobil listrik /

BERITASOLORAYA.com - Mobil listrik dan mobil hybrid digadang sebagai kendaraan yang ramah lingkungan. Hal ini dimungkinkan karena pada jenis kendaraan jenis ini menghasilkan lebih sedikit emisi karbon.

Meskipun begitu pada kenyataanya kendaraan baik listrik maupun hybrid masih menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber tenaga. Baik secara langsung, maupun tidak langsung.

Penggunaan bahan bakar fosil secara langsung bisa dilihat pada kendaraan hybrid yang masih memakai mesin pembakaran dalam. Hal tersebut berlaku bagi semua kendaraan hybrid apapun tipenya.

Baca Juga: Perubahan PeduliLindungi ke SatuSehat Mobile Berdampak pada Bukti Vaksin Saat Boarding di Stasiun? Cek Berikut

Sedangkan pada kendaraan listrik meskipun tidak memakai bahan bakar fosil secara langsung tapi, pada kenyataannya listrik yang dipakai untuk mengisi ulang baterai masih menggunakan energi dari bahan bakar fosil.

Sebagai upaya agar kendaraan listrik atau hybrid menghasilkan lebih sedikit lagi energi karbon adalah dengan memakai energi yang terbarukan. Salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi regenerative braking.

Regenerative braking adalah sebuah teknologi yang memungkinkan mobil listrik atau hybrid untuk menghasilkan energi saat pengereman.

Saat mobil listrik atau hybrid melakukan pengereman, energi kinetik yang dihasilkan oleh gerakan roda akan dikonversi menjadi energi listrik melalui regenerative braking.

Baca Juga: Kabar Baik, Guru, Siswa, dan Kepala Sekolah Dapat Bantuan dari Kemdikbud Ristek untuk Jenjang PAUD hingga SMK

Proses ini terjadi ketika mobil listrik atau hybrid menggunakan motor listrik sebagai generator untuk mengubah energi kinetik yang dihasilkan oleh gerakan roda-rodanya menjadi energi listrik.

Energi listrik ini kemudian disimpan di dalam baterai mobil untuk digunakan kembali nantinya. Dengan kata lain, regenerative braking memungkinkan mobil listrik atau hybrid untuk memperoleh energi yang sebelumnya terbuang saat melakukan pengereman.

Salah satu keuntungan utama dari regenerative braking adalah efisiensi energi yang lebih tinggi. Dalam mobil konvensional, energi yang dihasilkan saat pengereman hanya diubah menjadi panas dan hilang begitu saja.

Namun, dengan regenerative braking, energi tersebut dapat dikembalikan ke baterai mobil dan digunakan kembali, sehingga meningkatkan efisiensi energi secara keseluruhan.

Baca Juga: Inilah Plug-in Hybrid. Mobil Listrik yang Masih Minum Bensin

Selain efisiensi energi, regenerative braking juga dapat membantu mengurangi emisi karbon dan memperpanjang jarak tempuh mobil listrik atau hybrid.

Dalam situasi di mana pengemudi harus sering melakukan pengereman, seperti di daerah perkotaan atau di jalan-jalan berkelok, regenerative braking dapat menghasilkan energi yang cukup untuk menambah jarak tempuh mobil.

Namun, regenerative braking juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah bahwa teknologi ini tidak efektif saat mobil berjalan dengan kecepatan tinggi, di mana pengereman tidak terlalu sering terjadi.

Selain itu, regenerative braking juga membutuhkan investasi yang cukup besar pada sistem motor dan baterai mobil. Meskipun demikian, teknologi ini tetap merupakan teknologi yang sangat penting dalam pengembangan mobil listrik dan hybrid.

Baca Juga: Ada Beberapa Mekanisme Pemeriksaan LHKPN, Sebagai Berikut

Dengan meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon, regenerative braking dapat membantu mempercepat peralihan ke mobil yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan di masa depan.***

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x