Seiring berjalannya waktu, jumlah perempuan berpendidikan akan meningkat dan mencapai batas di mana mereka bisa bergerak memperjuangkan hak.
Mereka pun bisa menggunakan literasi untuk menuntut pemerintahan yang kurang baik.
Afganistan saat ini memiliki jauh lebih banyak tokoh pemimpin perempuan dari sebelumnya berkat meluasnya akses perempuan di sektor politik selama 20 tahun terakhir.
Baca Juga: Mengenal Punggowo Baku Kawandoso, Prajurit Inti Pangeran Sambernyawa.
Taliban pun memahami hal ini, dan tercermin dalam pengakuan rezim tersebut akan pentingnya pendidikan bagi perempuan bahkan hingga penddikan tinggi.***