Pertama, guru dapat memilih permainan yang memungkinkan anak terlibat aktif.
Dalam hal ini kegiatan bermain akan bermakna jika anak aktif terlibat di dalamnya.
Saat bermain anak memiliki kesempatan belajar melalui pengalaman langsung (hands on experience).
Nantinya, mereka dapat mengalami sendiri bagaimana memecahkan masalah, mencoba hal baru, bertoleransi, bekerja sama, saling berbagi, membuat kesepakatan dan lain-lain.
Tidak hanya itu, anak juga akan mengintegrasikan kompetensi esensial dari berbagai disiplin ilmu anak-anak harus memiliki kebebasan selama bermain untuk mengeksplorasi dan menggunakan imajinasi yang dimiliki.
Kedua, guru dapat menyediakan ruang yang aman dan nyaman.
Pada konteks ini guru maupun orang tua sebaiknya menyiapkan lingkungan yang aman, nyaman dan ramah anak.
Guru juga dapat menata ruangan yang ada untuk bisa digunakan lebih efektif.
Selain itu guru juga bisa mengajak anak bermain di luar kelas (outdoor), tentu saja tetap dalam pengawasan untuk menjaga keselamatan anak.