Di NTT Sekolah Mulai Jam 5 Pagi, dr. Andreas Prasadja: Menurunkan Kualitas Siswa

- 1 Maret 2023, 12:52 WIB
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (kiri) menerapkan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi untuk siswa SMA dan SMK
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (kiri) menerapkan kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi untuk siswa SMA dan SMK /Doc nttprov.go.id/

“Setelah saya mendapatkan potongan video berisi soal kebijakan tersebut yang disampaikan oleh Pak Gubernur NTT, saya meminta agar kebijakan itu mohon didiskusikan kembali dengan komite sekolah dan para orang tua,” ujar Darius di Kupang pada hari Selasa, 28 Februari 2023. 

Baca Juga: Alami Ketimpangan, 4.088 Guru Honorer Tuntut Kesamaan Kenaikan Gaji. Anggota DPRD Beri Penjelasan Ini...

Menurunkan Kualitas Siswa

Tak berhenti sampai situ, kebijakan masuk sekolah pukul 5 pagi tersebut juga dikritik oleh Pakar Tidur dan Kesehatan Manusia, dr. Andreas Prasadja. dr. Andreas Prasadja merupakan Pakar Tidur dan Kesehatan Manusia serta pemilik dari Snoring dan Sleep Disorder Clinic pertama di Indonesia.

Melalui videonya yang diunggah melalui akun TikTok miliknya @drprasadja yang diunggah pada hari Selasa, 28 Februari 2023, ia terkejut saat mendengar kabar bahwa sekolah harus dimulai pukul 5 pagi.

“Pagi ini saya dikejutkan dengan kabar bahwa Pemerintah NTT mewajibkan murid untuk bersekolah pukul 5 pagi. Jam waktu sekolah di Indonesia sekarang pukul 7 pagi saja sudah salah," ujar dr. Andreas Prasadja.

Baca Juga: Nasib Tak Jelas, Perwakilan Honorer K2 Beri Waktu Hingga 10 Maret 2023 untuk Pengangkatan, Jika Tidak…

Ia melanjutkan bahwa waktu belajar di negara maju saat bersekolah justru dimundurkan, yaitu sekitar pukul setengah 9 atau jam 9.

“Di negara maju, waktu sekolah justru dimundurkan. Jam setengah 9, jam 9. Alasannya kenapa? Untuk kualitas Kesehatan siswa ini. Perlu diketahui usia remaja masih memiliki waktu kebutuhan tidur 8 setengah hingga 9 seperempat jam. Jika tidak dipenuhi maka akan menurunkan kualitas siswa. Banyak ancaman penyakit bila kualitas tidur yang terganggu. Seperti penyakit jantung, pembuluh darah, resiko kanker akan meningkat drastis,” katanya.

“Dengan anggapan siswa masuk sekolah pukul 5 pagi, siswa akan kurang waktu tidurnya. Siswa akan menerima waktu tidur yang kurang. Alih-alih siswa akan lebih giat dan produktif, siswa akan menurun kualitas kesehatannya. Justru dengan kecukupan tidur itu akan menjamin kualitas manusia. Bukan saja soal kesehatan, tapi juga kecerdasan, daya ingat, kreativitas manusia akan lebih berkualitas," ungkapnya. ***

Halaman:

Editor: Dian R.T.L. Syam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x