Menurut penilaiannya, ide marketplace guru hanya menyelesaikan masalah distribusi guru ke sekolah-sekolah saja, bukan mengubah status guru honorer menjadi PPPK, seperti yang saat ini sedang dipermasalahkan.
“Marketplace ini tidak menjawab bagaimana tenaga guru honorer bisa secepatnya diangkat menjadi ASN sehingga mereka mendapatkan kelayakan penghidupan,” tambahnya.
Baca Juga: PENTING, Hanya 2 Golongan Tendik Ini yang Otomatis Terdaftar dalam Marketplace Guru
Mendikbud Nadiem sebagai wakil pemerintah sebelumnya memiliki program untuk merekrut sejuta guru honorer dan mengubah status mereka menjadi pegawai PPPK.
Tahapan awal dari program ini adalah proses rekrutmen dan seleksi, penerbitan surat pengangkatan, hingga penempatan guru honorer yang berhasil lolos seleksi menjadi ASN PPPK ke satuan pendidikan atau sekolah yang membutuhkan.
Saat ini, meskipun sudah berjalan selama 2 tahun, proses pengangkatan sejuta guru honorer menjadi ASN PPPK masih belum selesai.
Guru-guru honorer menghadapi berbagai kendala, seperti pemerintah daerah yang enggan mengajukan formasi, masalah administratif seperti SK pengangkatan yang tidak diberikan pada guru yang lolos seleksi, dan konflik dalam proses penempatan.
Menurut Syaiful Huda, pengangkatan sejuta guru honorer menjadi PPPK yang menghadapi banyak kendala membutuhkan terobosan politis. Dia mengusulkan agar Mendikbud Nadiem meminta Presiden Jokowi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut daripada menciptakan aplikasi baru.