Alfi juga memberikan contoh nyata, gambaran sikap Jokowi yang berhasil mengamalkan nasehat Sudjiatmati berupa rasa ikhlas.
“Diakhir tulisan yang saya buat, pada saat Eyang meninggal dunia banyak orang yang tidak menduga. Raja Arab Saudi pun tidak menduga, akan hadir diacara KTT. Mengapa? Karena ibunya baru saja dikuburkan. Tetapi, Pak Jokowi langsung terbang, sore harinya sudah berada di istana Bogor.” Katanya.
Adapun dalam penulisan buku keteladanan Sudjiatmati, digarap oleh beberapa orang. Diantara penulis diambil dari berbagai macam latar belakang.
Ada yang memiliki kedekatan hingga 20 tahun, serta yang baru mengenal sosoknya, semenjak Jokowi diangkat menjadi Gubernur.
"Dalam buku ini ada tulisan tentang Ibu Sudjiatmi dari 24 orang yang berlatar belakang berbeda, berbeda profesi maupun kedaerahan," ujarnya.
Salah satu yang ikut berpartisipasi dalam penulisan 'Energi Sudjiatmi, Revolusi Mental Ibunda Presiden Jokowi' adalah Pengusaha Sultan ke-15 Kesultanan Pakunegara Kalimantan Barat, DYMM Sultan Mulia Kusuma Nata Pakunegara Dicky A. Padm adipura. Dalam hal ini Sultan menuliskan tentang ‘Karunia Ilahi Kesejatian Jawa Sudjiatmi’.
Karunia Ilahi
Sultan menjelaskan arti dari ‘Karunia Ilahi’ yang disematkan pada Sudjiatmi. Ia mengatakan bahwa sosoknya sangat sederhana dan bersahaja. Begitupun dengan anak-anaknya yang terbilang religius, memiliki spiritualitas yang tinggi.
”Pertama, Pepatah tak kenal maka sayang ada benarnya, saya pikir ibu Sudjiatmati dan anak-anaknya itu keluarga yang islami. Mereka orang yang rajin dan taat beribadah, sangat sedehana dan bersahaja.” Ujarnya.