Tarian itu hanya ditampilkan saat Tingalan Jumenengan Dalem KGPAA Mangkoenagoro X. Para penari yang akan tampil juga wajib mengikuti serangkaian ritual di antaranya puasa, meditasi, dan ziarah.
Ziarah dilakukan di beberapa tempat seperti di Astana Mangadheg, Astana Girilayu, dan Astana Oetara yang merupakan makam raja-raja terdahulu di Keraton Mangkunegaran.
Selain itu, juga ada pasrah tinampi Dokumen Tari Bedhaya Kumuda Djiwa dari seorang dosen seni yaitu Dr. Peni Candra Rini kepada KGPAA Mangkoenagoro X.
Seusai acara, Roy Rahajasa mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Mangkoenagoro X atas pemberian gelar kebangsawanan kepadanya.
"Semoga dengan peringatan 2 tahun kepemimpinan Mangkoenagoro X ini, Puro Mangkunegaran semakin sukses dan menjadi salah satu destinasi wisata yang kian dikenal di Solo," kata Roy kepada BeritaSoloRaya.com, pada Senin, 19 Februari 2024.
Sementara, Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka, juga menyampaikan ucapan selamat kepada KGPAA Mangkoenagoro X atas peringatan 2 tahun memerintah di Puro Mangkunegaran.
Gibran juga berharap ke depan kerja sama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Keraton Mangkunegaran semakin berkembang terutama untuk mendukung pembangunan di Kota Solo.
"Pemkot Solo dan Puro Mangkunegaran terus berkoordinasi untuk saling bekerja sama dalam membangun Solo agar semakin dikenal di Indonesia maupun di mancanegara," jelas Gibran.***