Soal Harga Telur Naik, Mendag Salahkan Kemensos? Simak Klarifikasi Tri Rismaharini Berikut Ini

26 Agustus 2022, 07:07 WIB
Ilustrasi. Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini beri klarifikasi soal penyebab harga telur naik menurut Mendag karena bansos. /Pikiran-Rakyat.com/Amir Faisol/

BERITASOLORAYA.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebutkan alasan atau penyebab harga telur bisa naik.

Berdasarkan harga komoditas di situs resmi Kementerian Perdagangan, harga telur ayam pada hari Kamis, 25 Agustus 2022 berada di atas Rp31.000 per kilogram.

Menurut Mendag, naiknya harga telur karena adanya program bantuan sosial (bansos) dari Kemensos dan tindakan afkir dini oleh para peternak.

Adapun program bansos yang diduga menjadi penyebab harga telur naik, kata Mendag, menyebabkan permintaan telur ayam meningkat sehingga harganya menjadi naik.

Baca Juga: Resep Chicken Wings Ala Resto Ternama yang Spicy dan Bikin Ketagihan

“Kemensos kebetulan merapel programnya tiga bulan sekaligus. Telur lagi dibeli,” kata Mendag Zulkifli Hasan di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta.

“Jadi (penyebabnya) satu afkir dini, kedua Kemensos bantuan tiga bulan dirapel. Bantuan telurnya banyak, jadi (harga) naik," tambahnya seperti yang dilansir BeritaSoloRaya.com melalui Antara.

Kendati demikian, Mendag menegaskan bahwa dia tidak menyalahkan Kemensos atau Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Baca Juga: Resep Tahu dan Tempe Jadi Menu Sederhana yang Lezat, Cocok Jadi Ide Masakan di Rumah

“Memang bukan Ibu Risma, tapi Ibu Risma memberikan bantuan ke daerah-daerah itu,” Kata Mendag Zulkifli Hasan pada Kamis, 25 Agustus 2022.

“Nah daerah-daerah itu uangnya dibelanjakan dalam bentuk bantuan sembako, hanya waktu lima hari, salah satu isinya telur,” sambung Mendag.

Idealnya, harga telur berada di kisaran Rp28.000 sapai Rp29.000 per kilogram. Kini harga telur melesat naik tembus hingga di atas Rp30.000 per kilogramnya.

Baca Juga: Non ASN Wajib Tahu Cara Pembuatan Akun Pendataan Honorer agar Bisa Ikut PPPK 2022, Batas Waktu 30 September

Menanggapi bansos disebut sebagai penyebab harga telur naik atas pernyataan Mendag, Mensos Tri Rismaharini atau yang bisa dipanggil Risma angkat bicara.

Berdasarkan pernyataan Risma, Kemensos menyalurkan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPTN) senilai Rp200.000 per bulan per keluarga manfaat dalam bentuk uang tunai, bukan telur.

“Yang jelas saya enggak bantu telur, karena enggak mungkin. Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi pecah sampai sana. Kita bantu uang ya,” kata Risma.

Baca Juga: Jika Dilahirkan Kembali, Cha Eun Woo Ingin Jadi Ini di Kehidupan Selanjutnya

Lebih lanjut Risma menjelaskan keluarga penerima manfaat bisa menggunakan bantuan dana tersebut untuk membeli bahan pangan pokok, termasuk telur.

“Enggak ada kita menyiapkan (telur). Bagaimana caranya sekian juta orang kali... Taruh lah satu orang satu kilo saja, 10 juta kilo. Bagaimana dengan 18 juta orang?” sambungnya.

Adapun peyebab lainnya yakni afkir dini, adalah upaya mengurangi produksi indukan yang dilakukan peternak.

Baca Juga: Drama Gold Spoon Perlihatkan Poster Teaser Baru, Ada Sungjae BTOB, Jung Chae Yeon, Lee Jong Won dan Yeonwoo

Berdasarkan keterangan Mendag, afkir dini dilakukan karena sebelumnya harga telur terus turun menjadi Rp25.000 sampai Rp26.000 per kilogram.

Karena harganya yang terlalu rendah dan dikhawatirkan semakin turun, peternak memutuskan melakukan afkir dini.

Ayam petelur dipotong guna mengurangi produksi indukan agar tidak bertelur dan menjadi bibit ayam.***

Editor: Syifa Alfi Wahyudi

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler