Hal ini ternyata dihasilkan oleh kinerja fiskal yang kuat pada tahun 2021 lalu, sehingga dinilai pengelolaan kebijakan ekomoni makro dilakukan secara tepat.
Di sisi lain, IMF menyampaikan tiga saran kepada Pemerintah indonesia.
Pertama, jika terjadi tekanan resiko eksternal yang begitu kuat sehingga memengaruhi proses pemulihan ekonomi, perlu untuk melakukan pertimbangan pada penyesuaian kecepatan konsolidasi fiskal ke depannya.
Kedua, lanjutkan kebijakan moneter yang sifatnya akomodatif agar mendukung pemulihan, caranya dengan memperhatikan dinamika perekonomian seperti kestabilan pada harga-harga yang berlaku.
Baca Juga: Persis Solo Juara Liga 2, Jacksen F Tiago: Saya Merinding Melihat Perjuangannya
Ketiga, IMF juga menyarankan agar menghentikan kerja sama berbagi beban antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) pada akhir tahun 2022 soal biaya yang dikeluarkan untuk penanganan pandemic, sebab kinerja fiskal dinilai sudah menguat.***