Baca Juga: Punya Banyak Potensi Cemerlang, Pemuda Indonesia Dinilai Menjadi Perekat Agenda Besar Kebangsaan
Media Xinhua menyebutkan upaya penyelamatan besar-besaran dimulai, dengan lebih dari 1.200 penyelamat telah dikirim.
Dibantu oleh drone pencitraan termal, detektor radar dan peralatan pembongkaran benda berat.
Pejabat Baiyin juga menyebut kondisi lokasi perlombaan semakin parah, disusul tanah longsor akibat cuaca buruk, yang menghambat pekerjaan penyelamatan yang berlokasi sekitar 1.000 kilometer barat ibu kota China, Beijing itu.
Media pemerintah melaporkan sebanyak 172 orang mengikuti lomba maraton tersebut.
Hampir semua peserta telah dipastikan aman, sementara pelari terakhir yang hilang ditemukan tewas pada Minggu, 23 Mei pukul 09.30 waktu setempat.
Baca Juga: Sebut Covid-19 Kung Flu, Donald Trump Digugat Kelompok China-Amerika Sebesar 22,9 Juta Dolar AS
Wilayah Jingtai saat itu mengalami suhu paling rendah, yaitu 6 derajat Celcius pada hari Sabtu dan tidak termasuk angin dingin.
Insiden yang menelan korban itu memicu amarah publik, hingga membanjiri media sosial negeri Tirai Bambu itu.
Protes utama ditujukan pada pemerintah Baiyin atas lambannya perencanaan darurat di wilayah itu.