Banjir terjadi hanya beberapa minggu setelah gelombang panas yang memecahkan rekor menewaskan ratusan orang di Kanada dan Amerika Serikat.
Para ilmuwan sejak itu mengatakan bahwa panas ekstrem akan "hampir tidak mungkin" tanpa perubahan iklim, yang telah membuat peristiwa seperti itu 150 kali lebih mungkin terjadi.
Eropa merasakan suhu panas yang luar biasa. Ibukota Finlandia, Helsinki, misalnya, baru saja mengalami bulan Juni yang paling terik sejak 1844.
Sementara hujan pekan ini telah memecahkan rekor curah hujan dan ketinggian sungai di wilayah Eropa barat.
Meskipun para peneliti telah memprediksi gangguan cuaca dari perubahan iklim selama beberapa dekade, beberapa mengatakan kecepatan yang ekstrim ini memukul telah mengejutkan mereka.
"Saya takut hal itu terjadi begitu cepat," ungkap Hayley Fowler, seorang ahli hidroklimatologi di Universitas Newcastle di Inggris, mencatat peristiwa serius yang memecahkan rekor di seluruh dunia, dalam hitungan minggu.
Baca Juga: Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah Beserta Latin, Terjemahan, dan Keutamaannya
Yang lain mengatakan curah hujan tidak terlalu mengejutkan, tetapi tingginya angka kematian menunjukkan daerah-daerah tersebut kekurangan sistem peringatan dan evakuasi yang efektif untuk mengatasi peristiwa cuaca ekstrim.
"Hujan tidak sama dengan bencana, tapi yang benar-benar mengganggu adalah jumlah korban jiwa," tutur Toumi dari Imperial College London.