BERITASOLORAYA.com - Sekitar 8 anak dengan kisaran usia 5-11 tahun di Amerika terkena miokarditis atau serangan jantung yang diduga karena suntikan vaksin Pfizer dan BioNTech.
Hal tersebut diungkap oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau yang disebut Centers for Disease Control (CDC), mengatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan delapan kasus miokarditis, sejenis peradangan jantung.
Kasus laporan peradangan jantung terjadi pada anak-anak berusia 5-11 tahun setelah menerima Pfizer (PFE.N) dan BioNTech's Vaksin covid19, Kamis 16 Desember 2021.
Dalam hal ini, Centers for Disease Control (CDC) sebelumnya mengatakan bahwa tingkat pelaporan miokarditis bagi anak laki-laki yang usianya sekitar 16 hingga 17 tahun bisa lebih rentan dari 69 juta kasus dosis untuk suntikan vaksin kedua.
Selain itu, sekitar 40 juta kasus suntikan vaksin dosis kedua dialami pada anak laki-laki berusia 12-15 tahun.
Meskipun begitu, Centers for Disease Control (CDC) tidak mengatakan secara pasti, terkait hubungan antara kasus miokarditis dan suntikan vaksin, atau menyatakan tingkat terkena miokarditis pada kelompok usia tanpa adanya vaksinasi.
Pada saat memeriksa data, Centers for Disease Control (CDC) hanya mengatakan bahwa suntikan vaksin telah dilakukan lebih dari 7 juta dosis vaksin untuk kelompok usia 5-11, dengan suntikan sekitar 5,1 juta dosis pertama dan 2 juta dosis kedua.
Meskipun begitu, dilaporkan bahwa Kasus-kasus peradangan jantung miokarditis memiliki perjalanan klinis yang ringan, ucap Centers for Disease Control (CDC).
Hal tersebut, insiden miokarditis yang dilaporkan dalam Sistem Pelaporan Kejadian sebenarnya tidak Diharapkan Vaksin AS serta tidak dipresentasikan oleh Centers for Disease Control (CDC) kepada panel penasihat ahli.***