"Iya (bisa mati terinjak), kan ada istilahnya, ada pepatah atau peribahasa klasik 'dua gajah berkelahi, pelanduk mati di tengah'," kata Darmansjah Djumala.
Ini yang sedang dialami oleh Ukraina, sebab kita sebagian kecil semestinya haruslah pandai untuk menempatkan diri dengan baik istilah dalam bahasa diplomatik itu 'dancing between two lines' gitu, menari di tengah dua garis," ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Rusia Lakukan Batasan Dana ke Negara dan Kawasan Ini hingga Masalah Cadangan Emas
Darmansjah Djumala mengatakan bahwa sebagai negara, seharusnya Ukraina memiliki batasan keberpihakan.
"Jadi kita ada limit-nya, segimana kita harus menari itu supaya tidak terlalu ke barat, tidak terlalu ke timur, itu yang mesti dilakukan," ucapnya.
"Tapi karena ayunan kepentingan ini berdinamika, terlalu mengayun ke kiri, terlalu mengayun ke kanan, sehingga sampai ke elite politiknya diganti," kata Darmansjah Djumala menambahkan.
Baca Juga: Pengangkatan CPNS Jadi PNS Tidak Semudah yang Dibayangkan, Simak Syarat-syaratnya dari BKN
Hal itulah yang dinilainya sebagai elite pemimpin di Ukraina yang tidak cukup bijak dalam menempatkan diri.
"Nah inilah yang saya maksud elite pemimpin di Ukraina itu tidak cukup bijak, tidak cukup cermat untuk menempatkan diri dengan baik," tutur Darmansjah Djumala.
Dia pun mengatakan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky seharusnya belajar dari Indonesia terkait nilai-nilai non-blok dan bebas aktif.