Bangladesh Dekati China Agar Pulangkan Pengungsi Rohingya

- 9 Agustus 2022, 15:20 WIB
Ilustrasi pengungsi Rohingya.
Ilustrasi pengungsi Rohingya. /Reuters/Navesh Chitrakar

BERITASOLORAYA.com Bangladesh dan China semakin akrab setelah penandatanganan dan pembaruan empat perjanjian dan MoU oleh para Menteri luar negeri kedua negara pada hari Minggu, 7 Agustus 2022 lalu di Bangladesh.

Dalam pertemuan ini, Menlu China Wang Yi bersama PM Bangladesh Sheikh Hasina dan Menlu AK Abdul Momen membahas salah satu isu penting Bangladesh yakni masalah pemulangan pengungsi Rohingya.

Bangladesh meminta kerja sama China untuk memulangkan pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh akibat penganiayaan brutal yang menimpa mereka di negara asalnya, Myanmar.

Baca Juga: Jelang Gencatan Senjata, Israel Terus Bantai Warga Sipil Palestina hingga Saat Terakhir

Menteri Bangladesh membenarkan bahwa China telah menyanggupi dan berjanji akan terus mengupayakan pemulangan pengungsi Rohingya.

Sebelumnya, China diketahui telah berhasil menengahi perjanjian pada November 2017 untuk memulangkan sekitar 700.000 pengungsi Rohingya ke negara asalnya, Myanmar yang melarikan diri pada bulan Agustus 2017.

Bangladesh berharap, dengan keberpengaruhan China di Myanmar, pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke negara tersebut dapat segera dipulangkan.

Bangladesh secara nyata mendekati China.

Baca Juga: Resmi dan Terbaru dari MenpanRB, Tenaga Honorer Tidak Bisa Diangkat Jadi ASN PPPK 2022, Kecuali dengan...

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari Al Jazeera, seorang analis sekaligus dubes Bangladesh di Beijing, Munchi Faiz Ahmad, membenarkan bahwa Bangladesh membutuhkan dukungan China untuk menyelesaikan Rohingya.

“Untuk menyelesaikan krisis Rohingya, Bangladesh membutuhkan dukungan dari China. Kunjungan ini akan membantu memperkuat hubungan bilateral,” kata Ahmad.

Menurut Ahmad, membina hubungan baik dengan Beijing sangat penting bagi Bangladesh, tanpa mengabaikan India dan AS sebagai mitra penting Bangladesh lainnya.

Baca Juga: Persis Solo Juru Kunci Klasemen BRI Liga 1, Ini Kata Jacksen F Tiago Soal Tagar JFTOUT

Bangladesh mendekati China dengan menyatakan dukungannya terhadap kebijakan “Satu-China” di tengah konflik China-Taiwan baru-baru ini.

Menlu Bangladesh mengatakan bahwa beberapa negara salah paham dengan kebijakan terbaru China di Taiwan.

Sebaliknya, Menlu China Wang Yi juga menyebut Bangladesh sebagai mitra pembangunan strategis bagi China.

Menlu China Wang Yi juga berjanji akan selalu mendampingi Bangladesh dalam semua masalah di forum internasional.

Baca Juga: Danielle NewJeans Berdarah Campuran Jadi Perhatian Netizen, Kini Dibandingkan dengan Karakter Utama Disney

Kedua negara juga dikenal mesra dalam aspek ekonomi dan pembangunan. China merupakan mitra dagang dan pembangunan nomor wahid bagi Bangladesh. Ada lebih dari 500 perusahaan China beroperasi aktif di Bangladesh.

China juga terlibat aktif dalam berbagai proyek infrastruktur utama Bangladesh seperti pembangunan pelabuhan laut, terowongan sungai dan jalan raya, serta membantu membangun jembatan terbesarnya di atas Sungai Padma.

Bangladesh juga memiliki ketergantungan kepada China dalam hal industri garmen yang mendatangkan lebih dari 80 persen valuta asing. Bahan baku industri garmen Bangladesh masih bergantung pada China.

Baca Juga: Disimpan Erik ten Hag di Bangku Cadangan Babak Pertama, Cristiano Ronaldo Manyun

Dalam pertemuan Menlu China Wang Yi dan pejabat Bangladesh Minggu lalu, disepakati bahwa kedua negara akan memperluas manfaat perdagangan dengan meningkatkan akses bebas bea hingga 98 persen dari 97 persen produk dan layanan Bangladesh saat ini ke pasar China.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah