Jika kita merasakan ada ketidaksesuaian antara ucapan dan perbuatan, secepatnya kita harus bermuhasabah atau menilai diri sendiri. Sebab jangan-jangan ada bibit kemunafikan dalam diri kita sendiri.
Ada sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang menyatakan bahwa orang munafik akan berdusta jika berbicara. Orang munafik akan mengingkari janjinya sendiri dan berkhianat ketika diberi amanat.
Dari hadits tersebut kita bisa menginstropeksi diri dengan melihat apakah ada ketiga sifat tersebut dalam diri kita. Apakah jika berbicara, kita berdusta atau tidak. Apakah saat berjanji pada seseorang, kita kerap mengingkarinya? Apakah saat diberi tanggungjawab, kita mengkhianati?
Dengan adanya ketiga ciri-ciri dari orang munafik tersebut, kita bisa melihat ke dalam diri dan menjadi cerminan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tafsir Al-Misbah, kata munafik berasal dari kata nafaq yang berarti terowongan.
Munafik yang dimaksudkan di sini adalah seseorang yang mempunyai dua muka yaitu kiri dan kanan. Apabila dikejar dari mulut terowongan satu, maka akan lari ke terowongan satunya. Ada sesuatu yang disembunyikan oleh orang munafik dan itu tidak terlihat oleh mata.
Sedangkan menurut Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan bahwa munafik bisa diartikan sebagai penipuan, licik dan menunjukkan perbuatan yang berbeda dari sebenarnya. Itulah sebenar-benarnya pengertian dan ciri-ciri dari orang munafik.***