"Saya bilang, saya ini bisa naik bintang satu, bintang dua, itu biasa lah. Tapi begitu saya naik bintang tiga, itu presiden pasti tahu. Jabatan Pangkostrad, itu presiden tahu, apalagi presidennya tentara waktu itu, Pak SBY, tidak sembarangan," tutur Gatot Nurmantyo.
"Bahkan, saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana, 'kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat'. Saya katakan, terima kasih atas pengertiannya dan akan saya tanggung jawabkan," sambungnya.
Gatot Nurmantyo menceritakan bahwa saat itu, SBY hanya meminta dirinya untuk menjalankan tugas secara profesional, juga mencintai prajurit dan keluarga.
Baca Juga: Disebut Mantan Calon Mertua Kaesang Orang Ketiga, Ini Profil Nadya Arifta
"'Laksanakan tugas dengan profesional, cintai prajuritmu dan keluargamu dengan segenap hati dan pikiranmu'. Itu aja, beliau tidak titip apa-apa, tidak pesan lain-lainnya lagi," kata Gatot Nurmantyo.
Mengingat hal itu, Gatot Nurmantyo pun tidak mungkin membalas SBY dengan tindakan yang buruk, apalagi dengan menjatuhkan anak yang sangat dicintainya.
"Maksud saya begini, apakah iya, saya dibesarkan oleh dua presiden, Pak SBY dan Pak Jokowi. Terus saya membalasnya dengan mendongkel anaknya. Nah, lalu nilai-nilai apa yang akan saya berikan pada anak saya," kata Gatot Nurmantyo.
Oleh karena itu, Gatot Nurmantyo dengan tegas menolak tawaran pihak yang ingin menjadikannya Ketua Umum Partai Demokrat menggantikan AHY.