‘Gerabah’ Produk Khas UMKM Desa Plancungan, Tetap Eksis di Tengah Perkembangan Zaman

- 25 Desember 2021, 13:01 WIB
Aneka produk Novi, 30 tahun pengrajin gerabah di Desa Pager Jurang, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten
Aneka produk Novi, 30 tahun pengrajin gerabah di Desa Pager Jurang, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten /Kustawa Esye/

BERITASOLORAYA.com – Gerabah adalah salah satu kerajinan tangan yang terbuat dari tanah liat.

Gerabah sudah ada sejak nenek moyang dahulu, sebab gerabah biasanya digunakan untuk peralatan dapur seperti mangkuk, kendidan bahkan alat masak lainnya.

Gerabah saat ini memang sudah sangat langka digunakan manusia, karena kedatangan barang-barang berbahan plastik yang dirasa lebih efektif untuk keperluan sehari-hari.

Baca Juga: Hari Pertama Operasi Lilin Candi, Polrestabes Semarang Terima Supervisi dari Tim Mabes Polri

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari akun Instagram @umkmponorogo.id yang mengunggah Instastory tentang proses pembuatan gerabah, pada Jumat, 24 Desember 2021.

Gerabah ini merupakan salah satu produk UMKM Desa Plancungan, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.

Desa ini sudah dikenal sebagai pengrajin gerabah karena banyak hasil peralatan yang sudah terjual hingga ke beberapa kota.

Baca Juga: Dua Warga Nagrek Tewas , 3 Oknum Anggota TNI AD Jalani Proses Hukum

Berbagai bentuk gerabah yang paling diminati pembeli terutama adalah sering digunakan untuk souvenir.

Dalam video pendek berdurasi kurang dari dua menit tersebut terlihat seorang ibu sedang membuat kerajinan gerabah dengan cara manual.

Caranya adalah dengan mesin yang diputar menggunakan tali kemudian ditarik dengan kaki.

Baca Juga: Hujan Deras! Atap Mall Metropolis Tangerang Ambruk, Pengunjung Berteriak 

Mesin putar itu akan bergerak seiring dengan tarikan yang dilakukan oleh kaki kiri.

Tangan ibu tersebut juga tampak sangat ahli dan lihai dalam memutar tanah liat sehingga bisa terbentuk gerabah yang akan dibuat.

Tahap pembentukan gerabah secara singkat meliputi pemusatan, pengerucutan, pembentukan, membuat ketinggian benda dan yang terakhir adalah merapikan.

Baca Juga: Kades Ngeblak Blora Asal Buka Pintu Darurat Pesawat, Pulang Langsung Naik Bus 

Setelah wujud gerabah telah terbentuk, baru lah didekorasi dengan diukir atau ditempel hiasan agar tampilannya semakin cantik.

Semua gerabah ini dibuat sendiri oleh warga sekitar dan dibakar dengan menggunakan tungku besar tradisional.

Setelah dibakar, biasanya akan ditinjau ulang dan diberi sedikit sentuhan agar gerabah menjadi lebih menarik.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Beri Ucapan KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf

Pembuatan gerabah dengan cara manual seperti ini nyatanya telah mampu menghasilkan banyak jenis gerabah.

Terdapat jenis mangkuk seperti yang digunakan masyarakat Korea, kendi, kuali, wajan, hingga vas bunga.

Tentu masih banyak jenis dan bentuk lain yang didesain cukup menarik sehingga akan memikat pembeli saat melihatnya.

Baca Juga: Anak Tantrum, Lakukan Cara Efektif Berikut Untuk Menghadapinya

Meski telah bersaing dengan peralatan berbahan plastik, namun pembuatan gerabah di Desa Plancungan ini masih tetap eksis hingga saat ini.

Hal tersebut dilakukan juga untuk melestarikan warisan nenek moyang yang mayoritas adalah pengrajin gerabah.

Mari dukung potensi UMKM di Desa Plancungan, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: umkmponorogo.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah