Mohammad Yamin dan Seni Mural yang Merupakan Seruan Kemerdekaan saat Masa Penjajahan

- 7 Januari 2024, 07:54 WIB
Muhammad Yamin ke tiga dari kiri
Muhammad Yamin ke tiga dari kiri /Dok. Keluarga Muhammad Yamin/ Endang Yamin

Tan Malaka dianggap sebagai pencetus ide yang menghidupkan semangat perjuangan melalui mural.

Dia mengajak para pemuda untuk menuliskan teriakan kemerdekaan di dinding jalanan dengan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Seni mural tersebut muncul setelah Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 1945. Semangat nasionalisme dihidupkan kembali melalui sebuah karya seni.

Seorang tokoh sejarah Ahmad Soebardjo pernah meminta nasehat kepada Tan Malaka untuk melakukan propaganda dengan semboyan perjuangan yang membara.

Baca Juga: Apa Itu Program Indonesia Pintar? Salah Satu Jenis Bansos yang Dikeluarkan Oleh Pemerintah

Tan Malaka lalu melibatkan pemuda dalam aksi moral dan corat-coret di jalanan. Serta menyebar pengumuman tertulis di mobil dan kereta yang keluar dari kota Jakarta.

Mural kemudian dihadirkan di tembok, rumah, dan toko dengan cat minyak.

Para Seniman Yogyakarta yang tergabung dalam Persatuan Tenaga Pelukis Yogyakarta atau PTPY juga melakukan aksi corat-coret di beberapa tempat umum.

Seperti di gedung kantor pos besar, tembok sepanjang jalan Malioboro, pagar Hotel Garuda, dan beberapa titik lainnya.

Coretan di dinding dibuat secara artistik dengan tulisan seperti Sekali Merdeka Tetap Merdeka, Merdeka atau Mati, Lebih Baik Mati Daripada Dijajah Lagi, dan Pertahankan Bendera Kita.***

Halaman:

Editor: Tria Ari Hastuti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x