Mengenal Tahap Bermain Menurut Perkembangan Sosial Anak, Orang Tua Wajib Tahu!

- 18 Oktober 2022, 21:25 WIB
ada beberapa tahap bermain menurut perkembangan sosial anak menurut Mildred Parten
ada beberapa tahap bermain menurut perkembangan sosial anak menurut Mildred Parten /Pexels.com/cottonbro

BERITASOLORAYA.com – Mengetahui tahap bermain menurut perkembangan sosial anak menjadi salah satu hal yang perlu Anda perhatikan sebagai orang tua.

Sebagai orang tua, tidak ada salahnya jika mengenal tahap bermain menurut perkembangan sosial anak.

Ada beberapa tahap bermain menurut perkembangan sosial anak yang bisa Anda ketahui sebagai orang tua:

Baca Juga: Begini Aturan Terbaru Bagi Honorer Pada PPPK 2022 Terkait E-Materai, Cara Pakai, Tempat dan Cara Dapatkannya

1. Bermain unoccupied

Perlu dipahami orang tua bahwa di tahap ini buah hati belum terlibat secara langsung di dalam kegiatan bermain.

Namun buah hati Anda akan lebih banyak mengamati segala sesuatu yang menarik perhatian. Baik itu berupa kegiatan anak yang lain maupun kejadian yang ada di sekitarnya.

Apabila anak tidak menemukan hal yang menarik perhatiannya, maka dia akan bermain serta menyibukkan diri seperti menyentuh bagian tubuhnya, bergerak tidak beraturan, atau yang lainnya.

Baca Juga: Penjelasan Terbaru BKN, Tegaskan Pendataan Non ASN Bukan Untuk Pengangkatan Honorer Jadi ASN, Lalu Untuk Apa?

2. Bermain solitary

Kemudian orang tua juga perlu memahami bahwa di tahap anak sudah mulai bisa bermain dengan aktif namun hanya asyik sendiri.

Buah hati Anda cenderung tidak memperhatikan kehadiran anak lain yang ada di sekitarnya.

Adapun perlu Anda pahami juga bahwa di tahap ini sifat egosentris masih mendominasi.

Yakni anak memusatkan perhatian pada diri sendiri dan belum ingin melakukan interaksi dengan anak lain yang ada di sekitarnya.

Baca Juga: Honorer Catat, Begini Cara Cek Daftar Nama Tenaga Non ASN yang Tidak Masuk Database Pendataan Non ASN

Buah hati Anda akan menerima serta menyadari kehadiran orang lain jika merasa diganggu, seperti ketika anak bermain benda namun seseorang mengambil benda itu.

3. Bermain onlooker

Kemudian yang selanjutnya perlu dipahami Anda sebagai orang tua yakni di tahap ini anak sudah mulai senang memperhatikan lingkungan sekitar dan melihat anak lainnya bermain.

Adapun yang membuat tahap ini berbeda dengan tahap unoccupied yaitu adanya minat anak yang besar pada kegiatan yang diamati olehnya.

Baca Juga: Lirik Lagu Freedom yang Dinyanyikan Maher Zain

Selain itu anak juga akan mulai menyadari bahwa dia merupakan bagian dari lingkungannya.

Namun Anda juga perlu memahami, meski anak telah tertarik namun dia belum bergabung ke dalam kegiatan tersebut.

Sehingga di tahap ini, anak biasanya ada di pusat aktivitas hanya untuk melihat, mengamati, serta mendengar anak yang lain asyik bermain.

Baca Juga: Bisakah CPNS dengan Masa Percobaan Lebih dari 1 Tahun Diangkat Menjadi PNS? Simak Penjelasan BKN Berikut

4. Bermain paralel

Perlu orang tua pahami bahwa di tahap ini anak telah bisa bermain dengan berdampingan atau berdekatan dengan anak yang lainnya.

Namun tidak peduli satu sama lain, mereka hanya memiliki fokus pada permainan serta peralatan bermain mereka sendiri.

Atau memainkan permainan yang sama namun juga tidak ada kontak yang nyata di antara mereka.

Adapun mereka bermain di waktu serta tempat sama namun belum menunjukkan interaksi sosial seperti tiga anak bermain mobil mobilan di tempat sama namun tidak bermain bersama.

Baca Juga: Terkait Permasalahan Penginputan Data Non ASN di Pendataan Tenaga Honorer, ini Jawaban BKN 

5. Bermain asosiatif

Selanjutnya di tahap ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan bermain yang dilakukan pada tempat, waktu, serta jenis permainan yang sama namun tidak terjadi bentuk kerja sama.

Adapun interaksi yang dilakukan oleh anak yakni sebatas percakapan sederhana atau saling meminjam alat bermain.

Perlu dipahami oleh orang tua bahwa di tahap bermain ini belum menunjukkan adanya pembagian peran atau kegiatan yang memiliki arah ke tujuan sama.

Seperti anak mewarnai bersama, interaksinya hanya sebatas meminjam pensil warna dari teman bermainnya.

Baca Juga: Resmi, Juknis Baru Ketentuan PPG Dalam Jabatan, Aturan Sertifikasi Guru Beda?

6. Bermain kooperatif

Sebagai contoh, anak sudah mulai bermain sepak bola secara sederhana dengan memilih dua tim saling berlawanan serta dipimpin oleh dua kapten tim.

Adapun dalam permainan tersebut buah hati Anda telah menunjukkan kemampuan melakukan kerja sama serta pembagian peran.

Dikutip BeritaSoloRaya.com dari unggahan instagram @paudpedia, itulah tahap bermain menurut perkembangan sosial anak menurut Mildred Parten yang dikategorikan berdasarkan bentuk interaksi anak. . Semoga bisa bermanfaat.***

Editor: Maulida Cindy Magdalena

Sumber: Instagram @paudpedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah