Warga Kudus Rayakan Masuknya Ramadan dengan Tradisi Menabuh Bedug 'Dandangan'

24 Maret 2023, 21:39 WIB
Warga Kudus, Jawa Tengah menabuh bedug sebagai tradisi Dandangan untuk sambut Ramadan /Antara/HO-YM3SK/

BERITASOLORAYA.com - Warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah lestarikan tradisi awal Ramadan yang disebut 'Dandangan'. Tradisi yang dimulai oleh Sunan Kudus tersebut dilaksanakan dengan menabuh bedug sambil menunggu pengumuman masuknya Ramadan 1444 H.

Keseluruhan tradisi Dandangan berlangsung di kompleks Masjid Al Aqsa. Tradisi blandrangan dilakukan dengan menabuh bedug di atas Menara Kudus. Bedug akan ditabuh menandai pemerintah telah mengumumkan mengenai hasil sidang isbat masuknya bulan Ramadan yang dilakukan pada Rabu, 22 maret 2023.

Sebelum suara tabuhan bedug terdengar, masyarakat Kudus akan melakukan doa bersama terlebih dahulu di kompleks Masjid Al Aqsa.

Selanjutnya, enam orang yang bertugas menabuh bedug akan berjalan ke arah Menara Kudus yang berarsitektur Hindu lalu menaiki tangga menuju ke puncak menara.

Baca Juga: Dishub Jakarta Buka Uji KIR Keliling Jelang Mudik 2023: Buruan Cek Lokasi, Cara Daftar dan Bagaimana Prosesnya

Keenam petugas akan bergiliran menabuh bedug sambil melantunkan shalawat yang berisi pujian-pujian untuk nabi serta doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah sambil menunggu azan magrib.

"Tradisi tabuh bedug blandrangan sudah ditetapkan sebagai agenda nasional dan tradisi Dandangan diakui sebagai warisan kebudayaan karena sudah terbit sertifikatnya. Untuk itulah harus dilestarikan bersama," jelas Asisten II Sekretaris Daerah Kudus, Djatmiko ketika melaksanakan tradisi Blandrangan.

Awal mula tradisi Dandangan untuk mengawali Ramadan dimulai ketika Sunan Kudus menyebarkan agama Islam di Kabupaten Kudus. Sunan Kudus merupakan satu dari kesembilan Wali Songo yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa pada abad ke 14.

Baca Juga: UMKM Jadi Lebih Mudah Dapatkan Sertifikasi Halal karena Hal Ini, Simak Selengkapnya

Tradisi menabuh bedug berawal ketika Sunan Kudus beserta murid-muridnya melantunkan salawat dan pujian-pujian yang ditujukan kepada Allah SWT. Pembacaan doa juga diiringi suara tabuhan bedug di menara Masjid Al-Aqsa.

Suara bedug yang beriringan membuat penduduk sekitar tertarik untuk datang, berkumpul bersama sambil menunggu pengumuman datangnya bulan puasa melalui tabuhan beduq yang dilakukan oleh Sunan Kudus dari atas menara.

Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Em Najib Hasan menyebutkan pelaksanaan menabuh bedug Blandrangan menjadi upaya melestarikan tradisi ramadan yang dilaksanakan oleh Sunan Kudus.

Baca Juga: Pengamat Kepolisian Sebut Kejanggalan dalam Hukuman Calo Bintara

Tradisi Blandangan menjadi daya tarik di masa lalu karena murid-murid kerap menunggu pengumuman datangnya bulan suci yang diberikan oleh Sunan Kudus dari atas menara.

"Setiap akhir bulan Syaban, Sunan Kudus mengumumkan awal Ramadhan di atas Menara Kudus, sehingga warga berbondong-bondong menuju kompleks Menara Kudus untuk menunggu pengumuman tersebut, serta ada yang memanfaatkannya untuk berjualan, hingga tercipta lah tradisi jualan Dandangan," katanya.

Di masa kini, tradisi tersebut diikuti oleh warga Desa Kauman hingga Kecamatan Kota. Mereka kerap mengawali tradisi menabuh bedug blandrangan dengan berziarah ke Makam Sunan Kudus.

Baca Juga: Buka Bersama Pejabat dan ASN Ditiadakan, Menteri PANRB: Harus Patuh Ya!

Meski telah lewat ratusan tahun, Najib menjelaskan tradisi tabuh bedug masa kini hanya menjadi simbol perayaan menyambut bulan puasa bagi warga Kabupaten Kudus.

Umumnya umat muslim setempat mendapatkan informasi masuknya bulan suci Ramadan melalui pengumuman hasil sidang isbat dari pemerintah pusat.***

 

Editor: Syifa Alfi Wahyudi

Tags

Terkini

Terpopuler