Hidangan ini dapat dinikmati dalam bentuk aslinya atau biasanya diolah dengan cara mengapit sepotong nian gao di antara irisan ubi jalar atau ubi, lalu melapisinya dengan telur atau tepung maizena sebelum digoreng.
Warna keemasan pada lapisan gorengnya membangkitkan tampilan batangan emas, yang melambangkan kekayaan dan kemakmuran.
Lao yu sheng, yang sering disebut sebagai "sashimi ala Tiongkok" memiliki simbolisme yang mendalam selama perayaan Tahun Baru Imlek.
Istilah lao menunjukkan tindakan memancing atau meraup, sedangkan yu sheng menunjukkan sashimi.
Dalam tradisi Tionghoa, kata yu (ikan) memiliki pengucapan yang sama dengan "kelebihan", melambangkan keinginan akan kelimpahan dan kemakmuran di tahun yang akan datang.
Hidangan ini menawarkan beragam bahan, termasuk irisan salmon sashimi, wortel, kol, seledri, jahe, kacang tanah, dan kerupuk renyah, yang menciptakan penyajian yang penuh warna.
Semua bahan makanan disusun dengan indah di atas piring besar, dan setiap orang menggunakan sumpit untuk diangkat atau dilempar sambil mengucapkan harapan yang baik.
Diyakini bahwa semakin tinggi lemparannya, semakin besar keberuntungan yang diberikan.
Bak kwa yang biasa disebut dendeng kering berasal dari dialek Hokkian. Pembuatan dendeng kering melibatkan pemanggangan irisan daging babi yang telah dibumbui di atas api arang.