Penyaluran Bansos Beras Dipastikan Mulai 15 Februari 2024, Bulog Klaim Tidak Pengaruhi Kelangkaan Stok Pasaran

- 12 Februari 2024, 18:49 WIB
Bulog memastikan penyaluran bansos beras 10 kilogram dimulai 15 Februari 2024. Stok beras dari cadangan beras pemerintah.
Bulog memastikan penyaluran bansos beras 10 kilogram dimulai 15 Februari 2024. Stok beras dari cadangan beras pemerintah. /

BERITASOLORAYA.com - Penyaluran bantuan sosial atau bansos beras 10 kilogram dipastikan kembali diberikan kepada masyarakat mulai 15 Februari atau sehari setelah pemungutan suara Pemilu 2024.

Informasi mengenai bansos beras 10 kilogram tersebut diungkapkan Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, yang dilansir BeritaSoloRaya.com dari laman Antara, Senin 12 Februari 2024.

Menurut Bayu, stok beras yang ada di gudang Bulog saat ini mencapai 1,189 juta ton beras. Selain itu, pemerintah telah mengalokasikan 2 juta ton beras dari beras impor, dan saat ini baru terealisasi 500 ribu ton.

Bayu menyebut persiapan panjang harus dilakukan untuk mengamankan stok beras di pasaran secara nasional, terutama saat menghadapi paceklik yang diperkirakan terjadi pada bulan Juni, Juli, dan Oktober.

Baca Juga: Bansos Dihentikan Sementara hingga Pemilu 2024, Penyaluran Beras Pemerintah Jenis Ini Tetap Berjalan

Seperti diketahui, pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara penyaluran bansos beras 10 kilogram yang bersumber dari stok Cadangan Beras Pemerintah.
Penghentian sementara itu dilakukan pada 8-14 Februari 2024 untuk menghormati penyelenggaraan pemilu.

Penghentian bansos itu sekaligus menegaskan bahwa tidak ada politisasi bansos dalam penyalurannya kepada masyarakat.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memperkirakan produksi beras nasional pada panen raya Maret 2024 bisa melebihi 34 juta ton. Data tersebut sesuai Survei Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS).

Selama masa panen tersebut, Bapanas dan Kementerian Pertanian akan berkoordinasi untuk mempersiapkan penyerapan beras secara maksimal. Hal itu untuk mencegah turunnya harga di tingkat petani karena stok beras yang melimpah.

Arief pun menegaskan bahwa program pemberian bansos beras 10 kilogram tidak berpengaruh terhadap stok beras di pasaran.

Baca Juga: Bansos Beras Disalurkan untuk 72.386 KPM di Sukoharjo, Satu Penerima Dapat 10 kg Per Bulan

Di sisi lain, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), memerintahkan sejumlah kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan kelancaran distribusi stok beras di pasar tradisional dan modern.

Menurut Arief, dirinya bersama sejumlah menteri terkait dan Perum Bulog ditugaskan untuk mendistribusikan stok beras yang ada di Bulog ke pasar. Hal itu untuk menindaklanjuti laporan kelangkaan stok beras yang ada di pasaran saat ini.

Menurutnya, stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang cukup tinggi yaitu di atas 34 ribu ton. Ia pun memastikan stok beras tersebut harus sampai ke pasar-pasar tradisional dan pasar modern.

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Arprindo) mengeluhkan sulitnya mendapat suplai beras premium lokal yang sudah dikemas 5 kilogram.

Menurut Ketua Umum Arprindo, Roy Nicholas Mandey, kelangkaan beras premium di toko modern disebabkan tingginya harga beras di produsen.

Baca Juga: Webinar ASN Belajar: Ini Langkah BPSDM Jawa Timur Untuk Membangun SDM Unggul

Kondisi tersebut membuat banyak pemilik toko modern untuk memilih tidak memasok beras premium.

Roy menyebut peningkatan harga beras premium cukup signifikan, dari sekitar Rp13.000 per kilogram menjadi Rp16.000 hingga Rp17.000 per kilogram.

Sementara itu, berdasarkan panel harga Bapanas, Senin 12 Februari 2024, harga beras di pasaran berada di atas harga eceran tertinggi (HET).

Harga beras jenis premium saat ini mencapai Rp15.860 per kilogram, sedangkan HET beras tersebut berkisar Rp12.900-Rp14.800 per kilogram.***

Editor: Egia Astuti Mardani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah