Presiden Turki Erdogan Minta Anggota Kesepakatan Gandum Ukraina Hormati Pakta

3 Agustus 2022, 16:58 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan /Reuters/Murat Cetinmuhurdar/

BERITASOLORAYA.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta anggota kesepakatan yang membuka blokir ekspor gandum melalui Laut Hitam untuk menghormati pakta yang telah disepakati bersama.

“Kegagalan disini akan merugikan kita semua,” kata Erdogan.

“Kami mengharapkan semua orang yang mendantangani pakta ini bertindak sesuai dengan tanggung jawab mereka,” tambah Erdogan.

Erdogan juga menyatakan bahwa serangan akhir pekan yang dilakukan oleh Rusia di Pelabuhan Odessa, Ukraina sangat menyedihkan.

Baca Juga: Semua Peserta PPPK Guru 2022 Dapat Diangkat Semua Jadi P3K, Asalkan Kunci Ini Terpenuhi!

Ia mengharapkan bahwa dengan kesepakatan ini, dampak krisis pangan global yang telah mencapai dimensi serius akan mulai mereda.

Seperti yang diketahui bahwa pekan lalu Turki, PBB, Rusia, dan Ukraina telah menandatangani pakta untuk melanjutkan ekspor gandum melalui Pelabuhan Ukraina, yaitu Odessa, Chernomorsk, dan Yuzhny.

Ketiga pelabuhan itu tidak bisa menjalankan peran mereka selama berbulan-bulan akibat konflik Rusia-Ukraina.

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari TRT World, berdasarkan kesepakatan itu, Turki akan melakukan inspeksi di pintu masuk dan keluar pelabuhan serta memastikan keamanan rute.

Baca Juga: Selamat untuk Guru Sertifikasi di Bawah Naungan Kemdikbud, Jangan Sampai Terlewat!

Erdogan, pada hari Senin, 25 Juli 2022 menegaskan bahwa Turki tetap bertekad terus mengupayakan diplomatiknya untuk menjadi pemelihara perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Erdogan juga menambahkan bahwa ia tidak akan pernah berkompromi dalam masalah terorisme dan menegaskan kembali bahwa Ankara mengharapkan ‘langkah nyata’ dari NATO dan berharap Swedia dan Finlandia mengakhiri dukungan untuk kelompok teroris, seperti PKK, PYD/YPG dan FETO.

Serangan mematikan di Duhok, Irak pada pekan lalu disebut oleh Erdogan sebagai serangan yang memperlihatkan sekali lagi wajah asli dari PKK.

Baca Juga: Singapura Perpanjang Masa Tinggal Mantan Presiden Sri Lanka Rajapaksa

Pihak keamanan Turki membantah laporan yang menyalahkan Turki terkait serangan itu. Laporan tersebut menyebutkan bahwa penembakan oleh pasukan Turki menjadi pemicu serangan teroris.

“Ini adalah salah satu gerakan yang selalu dilakukan oleh kelompok teroris sampai sekarang. Hal itu dimaksudkan untuk mengganggu perkembangan positif yang sedang terjalin antara Turki dan Irak saat ini,” kata Erdogan.

Erdogan juga menekankan bahwa hubungan bilateral antara Turki dan Rusia berlanjut menjadi hubungan yang saling menguntungkan satu sama lain.

Baca Juga: Buntut Penyekapan 62 WNI Pekerja Migran di Kamboja, Ketua MPR Rekomendasikan Langkah Pencegahan

Turki memerankan peran mediator yang krusial untuk memperbaiki hubungan Rusia dan Ukraina.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: TRT World

Tags

Terkini

Terpopuler