Presiden AS Joe Biden Menuduh Sekutu Trump yang ‘Ekstremis’ Sebagai Ancaman Demokrasi

4 September 2022, 16:11 WIB
Presiden AS Joe Biden /Jonathan Ernst/REUTERS

BERITASOLORAYA.com – Presiden AS Joe Biden menuduh sekutu Partai Republik Donald Trump merusak demokrasi negara.

Joe Biden juga mendesak para pemilih pada hari Kamis, 1 September 2022 untuk menolak ekstremisme menjelang pemilihan paruh waktu November mendatang.

Biden menuduh anggota parlemen lainnya yang mengabdikan diri pada agenda Make America Great Again (MAGA) yang dipimpin oleh Trump mencoba untuk membatalkan pemilihan demokratis.

Baca Juga: Denis Zakaria Resmi Bergabung Bersama Chelsea dengan Status Pinjaman

“Donald Trump dan MAGA Republik mewakili ekstremisme yang mengancam fondasi republik kita,” kata Joe Biden, dikutip BeritaSoloRaya.com dari Reuters.

Biden menambahkan bahwa saat ini kesetaraan demokrasi sedang diserang dan ia sedang mengatakan yang sejujurnya.

Para pembantu Biden mengungkapkan bahwa presiden semakin khawatir dengan tren anti-demokrasi di Partai Republik.

Biden disebut melihat kebutuhan untuk kembali terjun ke pertarungan pemilihan tahun ini dan menyusun kembali rencananya dalam pemilihan ulang tahun 2024.

Baca Juga: Perdana Menteri Taiwan Sebut Menembak Jatuh Drone di Dekat China Keputusan Tepat

Setelah menghabiskan sebagian besar tahun 2022 untuk mencoba memerangi inflasi yang tinggi di AS dan perang Rusia-Ukraina, Biden dalam beberapa hari terakhir berulang kali mengecam Partai Republik yang memihak Trump.

Joe Biden dalam pidatonya mengutuk filosofi MAGA sebagai semi-fasisme dan menyerang ancaman Partai Republik terhadap FBI yang menggeledah rumah Trump.

Pemimpin Partai Republik di DPR yaitu Kevin McCarthy pada hari Kamis juga menuduh Biden mengabaikan kejahatan dan inflasi hanya untuk mengkritik Trump.

Baca Juga: Pegawai Non ASN Ini Tak Dapat Ikut Pendataan dan Juga Tidak untuk Diangkat Jadi PPPK 2022, Benarkah?

“Alih-alih mencoba menyatukan negara kita untuk menyelesaikan tantangan ini, Presiden Joe Biden memilih untuk memecah belah, merendahkan, dan meremehkan sesama warga Amerika,” kata McCarthy.

Keinginan Biden untuk bisa mencalonkan kembali menjadi presiden AS saat ini masih dinilai oleh para pendonor.

Namun, beberapa telah memutuskan bahwa Joe Biden harus menyingkir dan memberi jalan bagi kepemimpinan baru, sementara yang lain ingin melihat apakah dia dapat memimpin partai secara efektif.

Baca Juga: Berlaku Bagi Guru di Semua Jenjang Baik ASN,Non ASN dan Sertifikasi, Terkait Tunjangan Tambahan dari Kemdikbud

“Jika kita bisa melakukannya dan mempertahankan Senat, maka akan ada cukup banyak suara yang mengatakan dia bisa untuk mencalonkan kembali,” kata seorang pejabat senior Partai Demokrat.

Biden menyampaikan pidatonya sendiri pada hari Kamis, 1 September 2022 di Philadelphia dari balik kaca anti peluru dan dalam jarak pendengaran untuk mendengar pendukung Trump.

Tujuan ia memberikan pernyataan di situ untuk menandakan signifikansi historis dari seruannya, di dekan Independence Hall, tempat deklarasi kemerdekaan dan konstitusi AS diadopsi.

Baca Juga: Bagaimana Manajemen ASN, PNS, dan PPPK dari Hasil Rapat Penyelarasan Rencana Kerja? Ini Penjelasannya...

Pakar mengatakan apabila Partai Demokrat kehilangan Kongres tidak hanya akan membuat Biden menjadi presiden bodoh, tetapi juga menyerahkan kendali pemilihan presiden berikutnya kepada simpatisan Trump.

Diketahui bahwa beberapa simpatisan Trump tidak pernah menerima kemenangan Biden dan berjanji untuk merombak sistem pemungutan suara.

Hal itu yang membuat Joe Biden khawatir dan mengatakan bahwa ia tidak akan berdiam diri dan menyaksikan pemilu di negara yang dipimpinnya dicuri oleh orang-orang yang menolak menerima kekalahan.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler