Waduh! Tingkat Kematian di Jepang Meningkat, Industri Pemakaman sampai Kesulitan untuk Melakukan Hal Ini

21 Agustus 2023, 12:07 WIB
Ilustrasi pemakaman di Jepang /Freepik

BERITASOLORAYA.com – Pada tahun 2022, lebih dari 1,56 juta orang meninggal di Jepang. Sejak statistik pertama kali dicatat pada 1899, angka tersebut merupakan jumlah yang paling tinggi. Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat dan akan mencapai sekitar 1,67 juta pada tahun 2040.

Meningkatnya angka kematian tersebut tidak sebanding dengan tempat kremasi yang tersedia. Untuk itu, industri pemakaman dan pemerintah kota Jepang sedang berjuang untuk mengatasinya.

Keluarga yang ditinggalkan dalam beberapa kasus harus menunggu dua minggu untuk mengistirahatkan orang yang mereka cintai. Hal tersebut menambah stress pada keluarga yang tengah berduka.

Baca Juga: SUDAH DEKAT, Seleksi CPNS 2023 dan PPPK Siap Diikuti oleh Tenaga Honorer, Jangan Lupa Syarat dan Dokumen Ya!

Menurut Kementerian Kesehatan Jepang, jumlah kematian selama 2022 naik 8,9 persen dari tahun sebelumnya. Dalam dua puluh tahun terakhir jumlah kematian mencapai 150 persen.

Pada tahun 2022, statistik terbaru menunjukkan penyebab utama kematian. Paling banyak yaitu disebabkan oleh kanker yang sudah merenggut nyawa 385.787 orang.

Penyakit jantung dengan total 232.879 orang, menempati posisi kedua. Dilanjutkan dengan usia tua sebanyak 179.524 orang, penyakit otak vaskular sebanyak 107.473 orang, pneumonia sebanyak 74.002 orang, dan virus corona sebanyak 47.635 orang.

Selain itu, keluarga yang berduka juga perlu membayar biaya yang cukup mahal untuk menyimpan jenazah. Seorang wanita berusia 40-an dari Chigasaki, Prefektur Kanagawa, kehilangan neneknya yang berusia 94 tahun pada Februari tahun ini.

Baca Juga: PPPK 2022 KATEGORI INI BISA NAIK GAJI LEBIH CEPAT SETAHUN, PPPK Lain Juga Bisa tapi Ketentuannya Beda….

Ia perlu menunggu selama 11 hari sebelum akhirnya sang nenek bisa dikremasi. Selain itu, ia juga dikenakan biaya 13.000 yen atau sekitar Rp 1 juta lebih per hari untuk menyimpan jenazah.

Walaupun di beberapa daerah lain terdapat krematorium yang menawarkan layanan lebih cepat, akan tetapi biaya transportasi yang mahal membuatnya tidak ekonomis.

Salah satu produsen peralatan di Kawasaki, Prefektur Kanagawa, memaparkan jumlah pesanan lemari penyimpanan jenazah naik lima kali lipat pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2019.

Tahun ini, perusahaan melihat peningkatan permintaan dari krematorium dan rumah duka. Sementara itu, beberapa kota di Jepang mencoba untuk meningkatkan kapasitas dengan merenovasi atau membangun krematorium baru.

Baca Juga: HARUS LEGOWO, Tenaga Honorer Kategori Ini Tidak Bisa Mengikuti Seleksi CPNS 2023 dan PPPK, Sabar Dulu Ya

Pada tahun 2022, empat krematorium di Yokohama mengkremasi 34.000 jenazah dengan waktu tunggu rata-rata lima hingga enam hari.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah kota berupaya meningkatkan layanan dan meyakinkan orang untuk memesan kremasi pada hari-hari yang dianggap sial, seperti tomobiki.

Tomobiki diartikan sebagai ‘menarik temanmu bersamamu’ dan biasanya dihindari untuk acara pemakaman dan kremasi.

Selain itu, Yokohama memiliki rencana untuk membangun fasilitas baru, yang diharapkan beroperasi dalam tiga tahun.

Baca Juga: MANTAP, Segini Tarif LRT Jabodebek Setelah Dapatkan Subsidi Pemerintah. Ada Diskon di Akhir Agustus 2023?

"Permintaan terus meningkat, dan kami harus menanggapinya. Kami perlu meningkatkan fasilitas yang ada, dan mengembangkan yang baru," ujar Yamaguchi Makoto, manajer pemeliharaan di balai pemakaman kota, dikutip oleh BeritaSoloRaya.com dari NHK Japan.

Direktur perwakilan dari Asosiasi Inisiatif Penelitian untuk Studi Kremasi, Pemakaman, dan Pemakaman Jepang, Takeda Itaru, berharap dapat mengubah pola pikir masyarakat yang mengakar.

Ia memaparkan perencanaan untuk krematorium baru secara rutin menghadapi penundaan karena beberapa pemerintah daerah sulit mendapatkan tanah dan persetujuan dari penduduk.

Penduduk merasa tidak nyaman jika terdapat rumah duka di tengah-tengah pemukiman. Banyak penduduk yang menolak krematorium dibangun di dekatnya.

Baca Juga: Penghapusan Tenaga Honorer Ditunda? Pegawai Non-ASN Semakin Tenang, Menteri PANRB Jamin Hal Ini

"Oleh karena itu, kita mungkin perlu lebih memikirkan di mana mereka dibangun untuk mengubah persepsi orang, bahkan mempertimbangkan lokasi yang indah," ujarnya.***

Editor: Anbari Ghaliya

Tags

Terkini

Terpopuler