PR SOLORAYA - Pihak penentang junta militer di Myanmar menyerukan "serangan diam-diam" dari rumah untuk meratapi lebih dari 700 korban tewas dalam aksi protes terhadap kudeta 1 Februari lalu.
Banyak orang di Myanmar marah dan melakukan aksi protes atas kudeta yang dilakukan pihak militer terhadap pemerintahan sipil yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.
Mereka turun ke jalan untuk melakukan aksi unjuk rasa. Di lain sisi, pihak junta militer memperketat keamanan, termasuk melakukan penindasan terhadap para demonstran.
"Mari kita heningkan jalanan," ungkap salah satu pemimpin penentang, Ei Thinzar Maung, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Reuters pada Jumat, 16 April 2021.
Baca Juga: KKB Tembak Mati Dua Guru di Papua, Kombes Polisi M Iqbal Alqudussy: Pelanggaran HAM
Ia menyerukan untuk melakukan 'serangan diam' demi menunjukkan kesedihan atas para korban.
"Kita harus melakukan 'serangan diam' untuk menunjukkan kesedihan kita bagi para pejuang yang berani mati mengorbankan dirinya," jelasnya.