Junta Militer Myanmar Kuasai Wilayah Penambangan Batu Giok dan Permata

- 22 April 2021, 15:40 WIB
Ilustrasi penambangan permata.
Ilustrasi penambangan permata. /Unsplas/Jay Lee

PR SOLORAYA - Aksi penentangan terhadap kudeta militer telah mendorong kelompok etnis bersenjata, menambah masalah baru bagi penambang batu giok dan permata di Myanmar.

Kehidupan di daerah penghasil batu giok dan permata Myanmar selalu genting, semenjak militer merebut kekuasaan dari pemerintah sipil pada tanggal 1 Februari lalu, keadaan menjadi lebih berbahaya.

Dikutip dari laman Al Jazeera pada Kamis, 22 April 2021, polisi dan tentara sudah memadati kotapraja Hpakant Negara Bagian Kachin, wilayah yang memiliki tambang batu giok dan permata terbesar serta paling menguntungkan di dunia.

Baca Juga: Tanggapi Tumpahan Minyak di Lokasi Hilangnya KRI Nanggala-402, Kepala Staf TNI AL: Ada 2 Kemungkinan

Akibatnya, akses ke lokasi penambangan menjadi lebih sulit dan pasar lokal terpaksa untuk tidak beroperasi.

“Banyak tempat galian menjadi lebih berbahaya sekarang ini. Hanya beberapa lokasi yang bisa kami gali dengan tangan atau mesin kecil,” kata Sut Naw, penambang lokal yang lebih suka menggunakan nama samaran untuk alasan keamanan.

Polisi dan tentara sekarang menjaga kompleks penambangan, tambahnya, berpatroli di jalan siang dan malam.

Baca Juga: Bagaimana Cara Tubuh Tetap Fit saat Puasa Ramadhan 2021? Simak 4 Jurus Berikut

Mereka juga menghentikan kendaraan yang melintas serta orang-orang di jalanan, memeriksa batu giok dan permata serta barang berharga lainnya. Mereka juga mengecek isi ponsel untuk mencari bukti perlawanan terhadap kudeta.

Halaman:

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x