Network
PR SOLORAYA - Militer Israel telah melakukan serangan lainnya pada malam hari terhadap posisi Hamas di Jalur Gaza yang terkepung setelah mengatakan balon pembakar diluncurkan dari wilayah itu.
Tentara Israel mengatakan telah menyerang sebuah lokasi pembuatan senjata dan peluncur roket milik Hamas pada Sabtu malam, 3 Juni 2021 kemarin.
Menurut sumber keamanan dan saksi di Gaza, jet tempur menyerang fasilitas di sebelah barat Kota Gaza dan di jalur utara, tidak ada korban jiwa.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok 5 Juli 2021, Kesuksesan Leo Bergantung Nilai-nilai Keluarga
Tidak ada indikasi langsung mengenai kelompok yang berbasis di Gaza yang bertanggung jawab atas peluncuran balon tersebut, tetapi Israel menganggap Hamas, kelompok yang memerintah Gaza, bertanggung jawab atas tindakan apa pun.
"Serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas balon pembakaran yang ditembakkan ke wilayah Israel," kata sebuah pernyataan dari tentara Israel, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Soloraya.com dari Al Jazeera pada Minggu, 4 Juli 2021.
Sebelumnya pada Kamis, 1 Juni 2021, empat kebakaran kecil terjadi yang disebabkan oleh balon pembakar dari Gaza di wilayah Eshkol, menurut dinas pemadam kebakaran.
Baca Juga: Kembali Tegang, Israel Tuduh Iran atas Serangan terhadap Kapal Kargo Miliknya di Samudra Hindia
Israel membalas pada Jumat pagi, 2 Juni 2021 dengan serangan udara, yang menurut militer menyerang "lokasi pembuatan senjata" milik Hamas.
Serangan terbaru terjadi hanya beberapa minggu setelah militer Israel meluncurkan serangkaian pemboman dalam 11 hari di daerah kantong yang sudah porak poranda, menewaskan sedikitnya 260 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak.
Di Israel, 13 orang, termasuk dua anak-anak, tewas oleh roket yang ditembakkan dari Gaza, kata polisi dan tentara.
Baca Juga: Simak Syarat Perjalanan Selama PPKM Darurat di Jawa dan Bali yang Dikeluarkan Kemenhub
Diketahui seerangan Sabtu malam itu adalah keempat kalinya Israel melakukan serangan udara di Gaza sejak serangan Mei, berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir pada 21 Mei lalu.
Meskipun Israel melonggarkan pembatasan bulan lalu untuk mengizinkan beberapa bantuan yang sangat dibutuhkan ke daerah kantong Palestina, Israel tetap mempertahankan blokade darat, udara dan laut yang melumpuhkan selama 14 tahun.
Sementara itu, PBB telah menjuluki Gaza sebagai "penjara terbuka" dengan penduduk yang menderita kemiskinan ekstrem di tengah kondisi yang memburuk sejak pandemi virus corona.***
