Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan bahwa ada 53 protes berbeda di seluruh Prancis.
"Ini atas nama kebebasan. Turunkan kediktatoran", teriak pengunjuk rasa: "Turunkan izin kesehatan," demikian pesan dari beberapa pengunjuk rasa.
Salah satunya, Yann Fontaine, pegawai notaris berusia 29 tahun dari wilayah Berry di Prancis tengah, mengatakan dia datang untuk berdemonstrasi di Paris dengan alasan bahwa izin kesehatan setara dengan "pemisahan" atau pengelompokan grup tertentu.
“Macron bermain dalam ketakutan, itu menjijikkan. Saya tahu orang-orang yang sekarang akan divaksinasi hanya agar mereka dapat membawa anak-anak mereka ke bioskop, bukan untuk melindungi orang lain dari Covid-19,” katanya.
“Tidak ada kewajiban vaksin, ini adalah anjuran dan bujukan bagi yang mau,” kata juru bicara pemerintah Gabriel Attal saat itu.
Baca Juga: Dibuka hingga Besok, Berikut Link Pendaftaran Relawan Covid-19 di Rumah Sakit Ortopedi Soeharso Solo
“Saya mengalami kesulitan memahami, di negara di mana 11 vaksin sudah wajib, bahwa ini dapat dilihat sebagai kediktatoran,” ujarnya.
Menurut jajak pendapat Elabe yang diterbitkan pada Selasa, 13 Juli 2021, sebagian besar warga Prancis menyetujui langkah-langkah keamanan baru.
Sekitar 35,5 juta orang atau lebih dari setengah populasi Prancis, telah menerima setidaknya satu dosis vaksin sejauh ini.