Prediksi Konsultan Inggris: Ekonomi dunia mencapai US$ 100 triliun untuk pertama kalinya pada 2022

- 27 Desember 2021, 05:52 WIB
Ilustrasi London, Inggris.
Ilustrasi London, Inggris. /Pixabay/Liushuquan
 
BERITASOLORAYA.com - Ekonomi dunia secara global mengarah pada ekonomi yang dilandasi pada ekonomi nasional semua negara di dunia. Dapat dikatakan juga sebagai keseluruhan ekonomi masyarakat global. 
 
Ekonomi dunia dapat dinilai dengan berbagai cara. Contohnya, berdasarkan model yang dipakai, penilaian yang dipakai dapat direpresentasikan menggunakan mata uang tertentu, seperti dolar AS. 
 
Dalam G20, untuk ekonomi dunia terbesar, jatuh pada Amerika, sekitar U$ 20,94 triliun pada 2020. Kemudian, Uni Eropa sekitar US$ 15,28 triliun,  Tiongkok dengan PDB 14,72 triliun, serta Jepang dengan taksiran PDB US$ 4,98 triliun.
 
 
Sedangkan Afrika Selatan adalah negara dengan ekonomi terendah berdasarkan keanggotaan G20, yaitu sekitar US$ 301,92 miliar. Diatasnya ada Argentina yang memiliki PDB US$ 383,07 miliar, serta Arab Saudi yang memiliki PDB sekitar US$ 700,12 miliar.
 
Mengutip dari BeritaSoloRaya dari Reuters, bahwa, output ekonomi dunia diprediksi akan melampaui $100 triliun untuk pertama kalinya di tahun depan. Sedangkan, China akan membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari yang prediksi sebelumnya dalam hal menyalip Amerika Serikat, sebagai ekonomi nomor satu. 
 
Terkait permasalahan ekonomi dunia, Konsultan Inggris Cebr memprediksi China akan menjadi ekonomi top dunia dalam dolar pada tahun 2030, dua tahun lebih lambat dari perkiraan. Hal tersebut termuat dalam laporan Tabel Liga Ekonomi Dunia tahun lalu.
 
Sementara itu Cerb, mengatakan, bahwa, India diprediksi pula akan menyalip Prancis tahun depan dan kemudian disusul dengan Inggris pada 2023. Hal itu untuk mendapatkan kembali tempatnya sebagai ekonomi terbesar keenam di dunia. 
 
Disamping itu, inflasi menjadi salah satu kabar penting yang harus diatasi. Apalagi di Amerika telah ditaksir dalam hal tersebut. 
 
"Isu penting untuk tahun 2020-an adalah bagaimana ekonomi dunia mengatasi inflasi, yang kini telah mencapai 6,8% di AS,"  ujar wakil ketua Cebr Douglas McWilliams.
 
Selain itu, adanya harapan untuk penyesuaian. Jika tidak berhasil, Cerb mengatakan bahwa dunia perlu mempersiapkan untuk menghadapi resesi. Cerb memprediksikan sekitar tahun 2023 atau 2024. 
 
"Kami berharap bahwa penyesuaian yang relatif sederhana pada anakan akan membawa elemen-elemen non-transitori dapat terkendali. Jika tidak, maka dunia perlu bersiap untuk menghadapi resesi di tahun 2023 atau 2024," ujarnya. 
 
 
Laporan terkait menunjukkan, jika Jerman berada di jalur untuk menyalip Jepang, dalam hal output ekonomi pada tahun 2033. Rusia dapat menjadi ekonomi 10 Besar pada tahun 2036 dan Indonesia terlihat di jalur untuk tempat kesembilan pada tahun 2034.***

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah