Sudan : Korban Tewas Akibat Bentrokan Suku Bertambah

- 18 Juli 2022, 08:58 WIB
Ilustrasi bentrok antar suku di Sudan.
Ilustrasi bentrok antar suku di Sudan. /Fajrul_Falah/pixabay.com

Wilayah Qissan dan negara bagian Nil Biru secara umum telah lama menjadi tempat kerusuhan.

Pejuang selatan menjadi duri di pihak mantan presiden kuat Sudan Omar al-Bashir yang digulingkan oleh tentara pada tahun 2019 yang kemudian disusul protes jalanan.

Para ahli mengatakan kudeta tahun lalu yang dipimpin oleh panglima militer Abdel Fattah al-Burhan menciptakan kekosongan keamanan yang telah mendorong kebangkitan kekerasan suku.

Bentrokan mematikan secara teratur meletus karena permasalahan tanah, ternak, akses ke air dan penggembalaan.

Baca Juga: Jadwal Pendaftaran PPPK Guru Tahap 3 2022, Pada Link Daftar P3K Akhirnya Terjawab, Kapan Waktunya?

Demonstran pro-demokrasi menuduh kepemimpinan militer Sudan dan mantan pemimpin pemberontak yang menandatangani kesepakatan damai pada tahun 2020 memperburuk ketegangan etnis di negara bagian Nil Biru untuk keuntungan pribadi.

Pada hari Minggu, 17 Juli 2022, polisi menembakkan gas air mata di ibu kota Sudan Khartoum terhadap ratusan pengunjuk rasa anti-kudeta.

Ibu kota telah menjadi tempat protes selama beberapa minggu sejak perebutan kekuasaan al-Burhan menggagalkan transisi ke pemerintahan sipil.

Al-Damazin berdarah,” tulisan pada plakat salah satu pengunjuk rasa di Khartoum pada hari Minggu.

Baca Juga: Indonesia Rebut Gelar Juara Umum di Singapore Open 2022, Presiden Jokowi Turut Beri Ucapan Selamat

Halaman:

Editor: Anbari Ghaliya

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah