Protes terhadap Kolaborasi 1,2 Miliar Dollar Google dan Israel Tak Digubris, Ariel Koren Resign

- 2 September 2022, 19:10 WIB
Ilustrasi: karyawan Google bernama Ariel Koren memilih resign setelah protesnya terhadap kerja sama Google dan militer Israel tidak mendapat respons yang baik
Ilustrasi: karyawan Google bernama Ariel Koren memilih resign setelah protesnya terhadap kerja sama Google dan militer Israel tidak mendapat respons yang baik /Pixabay/Bayu Pratama/

BERITASOLORAYA.comAriel Koren, seorang manajer pemasaran yang bekerja di Google selama tujuh tahun mengumumkan akan resign pekan ini setelah protesnya terhadap Project Nimbus tidak digubris Google.

Project Nimbus merupakan sebuah program kolaborasi 1,2 miliar dollar antara Google, Amazon, dan militer Israel. Lewat proyek ini, Google disebut memasok teknologi militer Israel untuk membantai warga Palestina.

Ariel Koren menghabiskan satu tahun dalam aktivisme sosialnya. Ia mengorganisasikan protesnya untuk mendorong Google menarik diri dari proyek 1,2 miliar tersebut.

Baca Juga: Tenaga Honorer Bisa Ikut Pendataan Non ASN dan PPPK 2022 Asalkan Begini, Simak Penjelasan Resmi!

Dalam aksi protesnya, Ariel Koren aktif mengedarkan petisi, melobi eksekutif, dan berbicara kepada berbagai media.

Namun, alih-alih mendengarkan kekhawatirannya, Google justru memberikan sebuah ultimatum pada bulan November 2021 dengan bunyi:  

“Setuju untuk pindah dari San Francisco di negara bagian California AS ke Sao Paulo, Brasil, atau kehilangan pekerjaannya.”

Melalui platform Medium, Koren mengutarakan bahwa pandangannya yang blak-blakan dan aktivisme sosial yang ia lakukan mendorong Google untuk menjegal langkahnya dengan merelokasi pekerjaannya ke luar negeri.

Baca Juga: Ingin Daftar PPPK 2022 September Mendatang? Honorer Wajib Penuhi Syarat Berikut!

Menurut Koren, Google secara agresif mengejar kontrak militer dengan Israel sekaligus melenyapkan suara karyawannya.

Mereka yang protes siap-siap dibungkam dengan cara dipindahtugaskan ke wilayah lain.

Hal ini sempat dilaporkan Koren kepada Dewan Hubungan Perburuhan Nasional (NLRB). Namun media memberitakan bahwa laporan Koren tidak ditanggapi lebih lanjut.

Puncaknya, di awal September 2022 ini Koren mengumumkan bahwa dirinya akan mengundurkan diri dari Google.

Baca Juga: Tanpa Tes, 3 Guru Honorer Ini Bisa Daftar Seleksi PPPK 2022 Langsung! Siapa Saja?

Ia menyebut alasannya untuk resign sebagai penciptaan lingkungan kerja yang tidak bersahabat karena aktivisme sosialnya.

"Saya meninggalkan @Google minggu ini karena pembalasan & permusuhan terhadap pekerja yang berbicara," cuit Koren.

Meski telah bekerja di perusahaan raksasa itu dalam tujuh tahun, Koren yakin bahwa langkahnya untuk resign sudah bulat karena tindakan Google untuk melumpuhkan pekerja yang blak-blakan.

Baca Juga: Dalam Upaya Menjaga Daya Beli Masyarakat, Jokowi Beri Suntikan BLT BBM, Keluarkan Dana sampai Triliunan

“Saya telah secara konsisten menyaksikan bahwa alih-alih mendukung beragam karyawan yang ingin menjadikan Google perusahaan yang lebih etis, Google secara sistematis membungkam suara-suara Palestina, Yahudi, Arab, dan Muslim yang prihatin tentang keterlibatan Google dalam pelanggaran hak asasi manusia Palestina,” ujarnya, dikutip BeritaSoloRaya.com dari Al Jazeera.

Ariel Koren adalah satu dari 15 karyawan Google yang telah membuka suara tentang kecenderungan dukungan Google terhadap aktivitas militer Israel di Palestina.

Seorang karyawan menyebut tidak mungkin bagi karyawan untuk mengungkapkan ketidaksetujuan atas pembantaian yang dilancarkan kepada warga Palestina.

Baca Juga: Komnas HAM Berikan Hasil Rekomendasi Kasus Brigadir J ke Penyidik, Irwasum: Ada Obstruction of Justice

“Menjadi tidak mungkin untuk mengungkapkan pendapat ketidaksetujuan perang yang dilancarkan terhadap warga Palestina tanpa dipanggil ke pertemuan HR dengan ancaman pembalasan,” kata karyawan tersebut.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x