Puluhan Migran Lebanon dan Suriah Terombang-Ambing di Laut Mediterania, Sudah 2 Anak Meninggal di Kapal

- 6 September 2022, 13:35 WIB
Ilustrasi migran Suriah dan Lebanon
Ilustrasi migran Suriah dan Lebanon /Pixabay/Vkastro

BERITASOLORAYA.com – Puluhan migran asal Lebanon dan Suriah masih terombang-ambing di Laut Mediterania memohon penjaga pantai Eropa untuk menyelamatkan mereka pada hari Senin, 5 September 2022.

Para migran yang terombang-ambing di dekat pantai Malta dan Italia itu memberi tahu situasi darurat yang dihadapi kepada kerabat dan kelompok sukarelawan melalui telepon satelit.

Para migran mengatakan bahwa mereka tidak memiliki makanan, air, dan susu formula dalam tiga hari terakhir. Bahkan sudah ada dua anak meninggal dunia di atas kapal.

Baca Juga: Hasil Monza vs Atalanta, La Dea Menuju Puncak Klasemen Liga Italia

Bahkan salah satu pengungsi asal Suriah mengatakan bahwa kapal yang mereka tumpangi sudah bocor.

“Mereka mencoba mengeluarkan air yang bocor ke dalam perahu dengan ember, hanya itu yang mereka miliki,” kata seorang migran seperti yang dikutip BeritaSoloRaya.com dari kantor berita AP News.

Sekitar 60 migran Lebanon dan Suriah berangkat dari Tripoli, Lebanon, sekitar 10 hari yang lalu menggunakan sebuah kapal nelayan yang hanya berkapasitas lima orang.

Baca Juga: Arema FC Tunjuk Kuncoro Sebagai Caretaker Usai Lepas Eduardo Almeida

Para migran berniat keluar dari Lebanon menuju Italia untuk mencari peluang kerja dan penghidupan yang lebih layak setelah mengalami krisis ekonomi yang mengerikan di negaranya.

Meski para migran Lebanon dan Suriah telah mengabarkan kondisi darurat yang dialami, pihak berwenang dilaporkan belum mengirim penyelamat.

Menurut keluarga para migran dan Alarm Phone, jaringan aktivis yang hendak mengirim bantuan penyelamatan ke para pengungsi belum diizinkan oleh pihak Malta.

Baca Juga: Daftar Selebriti Korea Selatan yang akan Memasuki Wajib Militer Tahun 2022, Ada Songkang dan Sehun

Malta belum mengizinkan kapal kargo komersial untuk menyelamatkan para migran yang terombang-ambing dengan kapal bocor yang bisa tenggelam sewaktu-waktu.

“Setiap kali saya menelepon, Anda dapat mendengar anak-anak berteriak dan menangis di latar belakang,” kata salah satu keluarga migran.

“Saya tidak tahu mengapa tidak ada pemerintah yang mengambil tindakan untuk menyelamatkan mereka. Apakah karena mereka orang miskin yang berusaha memenuhi kebutuhan keluarga mereka?” ucapnya menambahkan.

Baca Juga: Non ASN Siapkan Dokumen Berikut, Sebelum 30 September 2022! Untuk Hal Penting Ini!

Sementara itu, anggota parlemen Lebanon, Ashraf Rifi mendesak pemerintah Italia serta Kementerian Luar Negeri Lebanon dan Kedutaan Besar Lebanon di Roma untuk mengambil tindakan penyelamatan.

Lebanon merupakan salah satu negara yang berada di dalam cengkeraman krisis ekonomi yang parah sejak 2019.

Krisis ekonomi telah menarik lebih dari tiga perempat populasi Lebanon yang berjumlah sekitar 6 juta orang (termasuk 1 juta pengungsi Suriah dan Palestina) dalam kemiskinan.

Baca Juga: Berikut Syarat Ikut Seleksi PPPK 2022, PANRB Beri Sinyal Pendaftaran Dibuka Sebentar Lagi!

Ketika krisis semakin parah, banyak warga Lebanon maupun pengungsi asal Suriah maupun Palestina menyeberang laut untuk mencari kehidupan yang lebih layak.

Mirisnya, badan-badan keamanan melaporkan upaya migrasi yang gagal hampir setiap minggu.***

Editor: Dian R.T.L. Syam

Sumber: AP News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x