"Permintaan terus meningkat, dan kami harus menanggapinya. Kami perlu meningkatkan fasilitas yang ada, dan mengembangkan yang baru," ujar Yamaguchi Makoto, manajer pemeliharaan di balai pemakaman kota, dikutip oleh BeritaSoloRaya.com dari NHK Japan.
Direktur perwakilan dari Asosiasi Inisiatif Penelitian untuk Studi Kremasi, Pemakaman, dan Pemakaman Jepang, Takeda Itaru, berharap dapat mengubah pola pikir masyarakat yang mengakar.
Ia memaparkan perencanaan untuk krematorium baru secara rutin menghadapi penundaan karena beberapa pemerintah daerah sulit mendapatkan tanah dan persetujuan dari penduduk.
Penduduk merasa tidak nyaman jika terdapat rumah duka di tengah-tengah pemukiman. Banyak penduduk yang menolak krematorium dibangun di dekatnya.
Baca Juga: Penghapusan Tenaga Honorer Ditunda? Pegawai Non-ASN Semakin Tenang, Menteri PANRB Jamin Hal Ini
"Oleh karena itu, kita mungkin perlu lebih memikirkan di mana mereka dibangun untuk mengubah persepsi orang, bahkan mempertimbangkan lokasi yang indah," ujarnya.***