BERITASOLORAYA.com – Pada tahun 2022, lebih dari 1,56 juta orang meninggal di Jepang. Sejak statistik pertama kali dicatat pada 1899, angka tersebut merupakan jumlah yang paling tinggi. Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat dan akan mencapai sekitar 1,67 juta pada tahun 2040.
Meningkatnya angka kematian tersebut tidak sebanding dengan tempat kremasi yang tersedia. Untuk itu, industri pemakaman dan pemerintah kota Jepang sedang berjuang untuk mengatasinya.
Keluarga yang ditinggalkan dalam beberapa kasus harus menunggu dua minggu untuk mengistirahatkan orang yang mereka cintai. Hal tersebut menambah stress pada keluarga yang tengah berduka.
Menurut Kementerian Kesehatan Jepang, jumlah kematian selama 2022 naik 8,9 persen dari tahun sebelumnya. Dalam dua puluh tahun terakhir jumlah kematian mencapai 150 persen.
Pada tahun 2022, statistik terbaru menunjukkan penyebab utama kematian. Paling banyak yaitu disebabkan oleh kanker yang sudah merenggut nyawa 385.787 orang.
Penyakit jantung dengan total 232.879 orang, menempati posisi kedua. Dilanjutkan dengan usia tua sebanyak 179.524 orang, penyakit otak vaskular sebanyak 107.473 orang, pneumonia sebanyak 74.002 orang, dan virus corona sebanyak 47.635 orang.
Selain itu, keluarga yang berduka juga perlu membayar biaya yang cukup mahal untuk menyimpan jenazah. Seorang wanita berusia 40-an dari Chigasaki, Prefektur Kanagawa, kehilangan neneknya yang berusia 94 tahun pada Februari tahun ini.