Disebut Fase Magfiroh di Bulan Ramadhan, Apa Itu? Simak Selengkapnya Berikut

1 April 2023, 09:35 WIB
Ilustrasi. MUI menerangkan bahwa fase magfiroh di bulan Ramadhan merupakan 10 hari ketiga disebut sebagai pembebasan dari api neraka. /Pexels/Monstera/

BERITASOLORAYA.com – Bulan Ramadhan memiliki 3 fase. Pada 10 hari pertama Ramadhan disebut dengan rahmah, 10 hari kedua adalah magfiroh, dan 10 hari ketiga disebut sebagai pembebasan dari api neraka.

Memasuki minggu kedua bulan Ramadhan atau yang dikenal dengan fase magfiroh, ada beberapa amalan istimewa apabila dilaksanakan, yakni istiqomah (konsisten) dalam menjalankan ibadah.

Pada sepuluh hari pertama Ramadhan, umat muslim berbondong-bondong untuk memakmurkan masjid dan menjalankan beragam ibadah, di sepuluh hari kedua umumnya berangsur terjadi penurunan kualitas ibadah. Padahal di situlah ujiannya.

Baca Juga: Seminggu Ramadhan, Cek Harga Komoditas di DKI Jakarta 30 Maret 2023

Fase magfiroh adalah transisi dari fase rahmah atau fase kedua setelah Allah menurunkan rahmat-Nya, kemudian memberikan pengampunan (magfiroh), sebagaimana tertulis dalam sebuah As-Sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam.

“Siapapun yang berpuasa dengan penuh rasa keimanan, maka Allah akan senantiasa mengampuni dosa-dosanya yang akan datang.” (HR. Bukhari Muslim).

Dilansir BeritaSoloRaya.com dari laman resmi MUI pada Sabtu, 1 April 2023, seorang muslim dan muslimah yang mampu melewati fase 10 hari kedua, maka Allah Azza wa Jalla senantiasa akan memberikan magfiroh kepadanya.

Baca Juga: Doa Berbuka Puasa Ramadhan. Menilik Keutamaannya, Ada Doa yang Tak Akan Tertolak. Simak Jangan Sampai Rugi

Bahkan, ditegaskan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, bagi seseorang yang merasa bahagia dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengharamkan jasadnya masuk ke dalam api neraka.

Secara filosofis, makna manusia berasal dari kata ‘nasia yansa’, yakni pada dirinya senantiasa melekat kesalahan dan dosa, atau disebut juga ‘menungso’ dalam bahasa jawa, ‘menus-menus isine doso’, makhluk yang penuh dengan dosa.

Disebutkan pula bahwa pada tiap-tiap anak adam pasti tak luput dalam melakukan kesalahan, dan sebaik-baiknya kesalahan adalah mereka yang menyegerakan bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya taubat (taubat nasuha).

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan umatnya untuk tak meninggalkan beristigfar sebagai upaya untuk menghapus segala kesalahan dan dosa. Ketika itu dilakukan oleh kaum muslimin, saat itulah Allah membuka sebesar-besarnya peluang bagi hambanya untuk masuk ke dalam lingkaran keimanan.

Baca Juga: 3 Cara Khatam Al-Qur’an pada Bulan Ramadhan dari Kemenag, Harus Tadarus Segini per Hari

Keimanan dan ketakwaan dalam menjalankan ibadah puasa termasuk wasilah untuk menggapai berkah Allah Azza wa Jalla.

Dengan semangat iman, amal, dan takwa di bulan Ramadhan ini, semoga Allah Subhana wa Ta’ala senantiasa mencurahkan kasih sayang dan karunia-Nya yang tiada henti. Karena hanya Allahlah satu-satunya pemilik kemuliaan, dan siapa pun yang mengharapkan kemuliaan hendaklah mengharapkan hanya dari-Nya.

Agar fase kedua di bulan Ramadhan ini mampu dilalui dengan baik dan mendapat maghfiroh dari Allah, sehingga bisa memasuki fase terakhir atau di 10 hari ketiga di bulan Ramadhan, yakni dihindarkan sejauh-jauhnya dari siksa api neraka.

Tak kalah pentingnya, semoga kita semua yang tengah berikhtiar dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan memperoleh kemenangan berupa Idul Fitri.***

 

Editor: Egia Astuti Mardani

Tags

Terkini

Terpopuler