Biografi Ibnu Athaillah, Mengenal Pengarang dan Kitab Al-Hikam

- 10 Juli 2022, 16:06 WIB
Ilustrasi: Syeikh Ibnu ‘Atha’illah
Ilustrasi: Syeikh Ibnu ‘Atha’illah /Pixabay/OpenClipart-Vectors
 
BERITASOLORAYA.com- Syeikh Ibnu Athaillah nama lengkapnya adalah Tajuddin, Abu Al-Fadl, Ahmad bin Muhammad bin Abd al-Karim bin Atho’ As-Sakandari Al-Judzami Al-Maliki Al-Syadzili 
 
Ibnu Athaillah berasal dari bangsa Arab. Nenek moyang Ibnu Athaillah asalnya dari Judzam, yaitu salah satu Kabilah Kahlan yang ujungnya yaitu Bani Ya’rib bin Qohton, bangsa Arab yang terkenal dengan Arab Al-Aa’ribah.
 
Ibnu Athaillah lahir di Iskandariah pada tahun 648 H/1250 M. Ia  lalu berpindah ke Cairo dan meninggal di pemakaman Al-Qorrofah Al-Kubro Mesir pada tahun 1309 M. 
 
 
Julukan as-Sakandari yang ditunjukkan pada Ibnu Athaillah merujuk pada kota kelahirannya.
 
Pada zamannya ia terkenal sebagai ulama yang ahli dalam bidang tasawuf, namun tidak melupakan ilmu-ilmu yang lain, diantaranya adalah ilmu tafsir, ilmu hadist dan ilmu ushul fiqih.
 
Ia mempunyai dua guru yang berpengaruh besar terhadap dirinya dalam mempelajari ilmu tasawuf.
 
Guru Ibnu Athaillah adalah Syekh Abu al Abbas Ahmad Ibn Umar Ibn Muhammad al Mursi dan Syekh Abu Al Hasan Ali Ibn Abdillah As Syadzili, pendiri Thariqah al-Syadziliyyah.
 
 
Ia mempunyai karya yang tidak pernah kurang dari 20, diantaranya adalah bidang tasawuf, tafsir, aqidah, hadits, nahwu, dan ushul fiqh. 
 
Salah satu karya Ibnu Athaillah yang terkenal adalah kitab selain itu, Hikam telah beberapa kali disyarah. 
 
Diantara yang mensyarah adalah Muhammad bin Ibrahim ibn Ibad ar Rundi, Abdullah Syarqowi, Syaikh Ahmad Zarruq, Ahmad ibn Ajibah dan Muhammad Sa’id Ramadhan Al Būthi.
 
Al-Hikam merupakan kitab yang diperuntukkan bagi para pejalan (sâlik), di dalamnya berisi panduan lanjut untuk setiap pejalan yang menempuh perjalanan spiritual. 
 
 
Al-Hikam mengandung terminologi suluk yang ketat, yang merujuk pada berbagai istilah dalam AlQur'an.
 
Al-Hikam disebut pula kumpulan mutiara-mutiara cemerlang untuk meningkatkan kesadaran spiritual, tidak hanya bagi para salik dan murid-murid tasawuf, tetapi juga untuk umumnya para peminat olah batin.
 
Kitab Al-Hikam dipandang sebagai kitab kelas berat, karena struktur kalimatnya yang bersastra tinggi serta kedalaman makrifat yang dituturkan lewat kalimat-kalimatnya yang singkat.
 
Al-Hikam mengajak untuk menyelami isi kandungannya agar hidup menjadi bermakna, tenteram dan indah. 
 
 
Kitab ini menyediakan arahan kepada kaum beriman untuk berjalan menuju Allah Swt, dengan rambu-rambu peringatan, dorongan dan penggambaran keadaan tahapan serta kedudukan rohani.
 
Diantara ajaran kitab Al-Hikam antara lain:
 
- Orang yang arif merupakan orang yang tidak membanggakan amal ibadahnya. 
 
-  Amal ibadah yang kuat tegak dan kokoh ikatannya dengan iman merupakan suatu ibadah yang dilaksanakan oleh hati yang ikhlas. Ikhlas merupakan ruh amal, dan amal seperti itu menunjukkan tegaknya iman.
 
- Hati yang di dalamnya hidup dengan keimanan akan merasa sedih jika iman dan ta’at itu hilang dari padanya.
 
 
- Hati yang beriman kepada Allah sangatlah senang apabila ia telah melaksanakan kebaikan atau ketaatan.
 
- Orang yang melakukan amal dengan menanti-nanti waktu senggang sama halnya dengan orang yang dipermainkan oleh waktu. 
 
- Jika manusia memahami cobaan yang datang dari Allah dan diterima dengan keridhaan hati, maka cobaan itu akan dirasakannya menjadi sesuatu yang sangat ringan.***

Editor: Anbari Ghaliya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x