Network
BERITASOLORAYA.com - Bulan suci Ramadhan sudah di depan mata. Setiap muslim memiliki kewajiban untuk menunaikan ibadah puasa, kecuali karena ada udzur syar'i.
Udzur syar'i yang dimaksud adalah haid dan nifas bagi perempuan. Selain itu, orang sakit juga tidak berkewajiban untuk menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Namun, tetap berkewajiban untuk menggantinya di lain hari. Demikian pula bagi seseorang yang sedang haid dan nifas.
Lalu, bagaimana dengan anak yang belum memasuki usia mukallaf (belum dibebani hukum syar’i)? Tentu anak yang belum mukallaf belum berkewajiban untuk menjalankan ibadah puasa di Ramadhan.
Namun, tentu bagi setiap orang tua wajib untuk mengajarinya puasa di bulan Ramadhan, sebab jika tidak diajarkan puasa sejak dini, dikhawatirkan mereka tidak sanggup menjalankan ibadah puasa jika sudah memasuki usia baligh (sudah terbebani oleh hukum syar'i).
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah 1-15 Ramadhan 1444 H di Kota Solo Resmi dari Kemenag, Segera Cek untuk Puasa Besok
Dalam kitab Fiqh al-Shiyam karangan Syekh Yusuf al-Qaradlawi, disebutkan bahwa anak yang belum memasuki usia baligh, seyogyanya diajarkan untuk berpuasa. Jangan dibiarkan untuk tidak berpuasa. Dilatih dan dididik untuk menjalankan ibadah puasa sejak umur 7 tahun.
Di dalam sebuah hadist, Rasulullah Saw bersabda:
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ
“Perintahkan anak-anak kalian untuk melaksanakan salat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan jika sudah mencapai umur sepuluh tahun pukullah ia (bila masih tidak melaksanakannya), dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya.” (HR Abu Dawud no 418)
Baca Juga: PENTING! Supaya Terdaftar dalam Database BKN, Tenaga Honorer Harus Lakukan Ini
Syekh al-Qaradawi memberi penjelasan mengapa anak-anak perlu diajarkan puasa sejak dini, sebab kebaikan dan keburukan berasal dari apa yang menjadi kebiasaan. Manusia tumbuh sesuai dengan kebiasaan masa kecilnya. Mendidik anak di masa kecil itu seperti halnya mengukir batu.
Dalam budaya masyarakat Indonesia, biasanya orang tua melatih anaknya dengan istilah “puasa setengah hari” yang artinya dari terbit fajar hingga siang hari.
Pada siang hari, anak-anak boleh makan dan minum kemudian berpuasa hingga Maghrib. Jika si anak dapat melaksanakan puasa setengah hari, biasa para orang tua memberikan hadiah bagi mereka.
Banyak metode-metode yang bisa dilakukan oleh para orang tua untuk mendidik anak-anaknya puasa. Selain sebagai orang tua, tentu untuk mendidik anak, dimulai dari diri orang terlebih dahulu, karena orang tua merupakan figur teladan bagi anak-anaknya.
Walau begitu, ada beberapa tips sederhana mendidik anak untuk menjalankan puasa di bulan Ramadan, di antaranya adalah:
1. Untuk anak usia 5-6 tahun ada baiknya belajar puasa setengah hari. Puji mereka karena mereka sudah berlatih untuk puasa.
Baca Juga: Jokowi Bakal Berikan Kado Istimewa Buat Tenaga Honorer, Menteri PANRB Didesak Melakukan Hal Ini
2. Ajaklah anak ke masjid untuk berbuka puasa bersama agar mereka dapat merasakan keagungan puasa di bulan Ramadhan.
3. Mengajari mereka doa buka puasa dan sahur.
4. Anda harus membiasakan mengajak anak-anak untuk sholat tarawih agar mereka terbiasa dan mengetahuinya sejak dini.
5. Tunjukkan kepada mereka saat Anda bersedekah, khususnya di bulan Ramadhan.
6. Ajak anak-anak mengaji Al-Qur'an dan beri tahu mereka bahwa Nabi selalu melakukan hal ini di bulan Ramadhan.
Baca Juga: Cara Mengunduh Petikan SK KP dan Lakukan Ini Jika Berkendala. Ada yang Belum Muncul? Cek Berikut
7. Bimbing anak-anak Anda ketika mereka berbuat salah atau berkata kurang pantas. Ingatkan mereka bahwa mereka sedang berpuasa, beri tahu mereka bahwa ini dapat mengurangi pahala puasa di bulan Ramadhan.
8. Bangunkan mereka untuk sahur meskipun mereka tidak berpuasa dan azan berjamaah di masjid.
9. Ajari mereka untuk berbuka puasa bagi mereka yang berpuasa dan beri tahu mereka tentang pahala yang besar untuk melakukannya.***
