Sunan Kudus sebelum menyebarkan agama Islam, mengimbau supaya tidak menyembelih sapi. Hal itu dimaksudkan sebagai bentuk toleransi agama Hindu sebagai kepercayaan sebelumnya.
Pasalnya, diyakini untuk titis regenerasi masyarakat dalam menyembelih sapi yang mempunyai keyakinan supaya tidak menyembelih hewan ternak untuk waktu kelanjutannya. Namun, bagi titis regenerasi yang mempunyai keyakinan kepada Allah SWT, menyembelih sapi diperbolehkan.
Baca Juga: Dana Usaha Puluhan Juta dari KUR BRI, Angsuran Rp300 Ribuan per Bulan, Syaratnya Dokumen ini
Sunan Kudus menekankan nilai toleransi atau dikenal dengan “tepo sliro” dalam menyebarkan agama Islam kepada masyarakat Kudus.
Salah satu yang dipegang dalam ajaran agama Islam adalah toleransi antar sesama, dengan toleransi dapat menghindarkan dari konflik antar agama dan juga konflik antar etnis dan ras, apalagi Indonesia mempunyai beragama ras, budaya, etis dan lainnya.
Pelaksanaan ajaran toleransi, salah satunya menghimbau untuk tidak menyembelih sapi karena adanya kultur Hindu di dalamnya yang memang mendominasi pada masa Islamisasi.
Sementara itu, Sunan Kudus namanya berasal dari kata 'Kudus' yang mempunyai makna sifat Kudus. Para santri diajar Sunan Kudus mengenai ilmu rohaniah di bagian luarnya saja dan tidak mengajarkannya secara mendalam.
Hal itu juga karena melihat tingkatan keimanan atau kepercayaan masyarakat belum begitu kuat.