Kisah Luqman Hakim dan Anaknya: Tidak Ada Takdir Buruk

- 1 Januari 2024, 12:13 WIB
Ilustrasi hikmah dari kisah Luqman Hakim dan anaknya.
Ilustrasi hikmah dari kisah Luqman Hakim dan anaknya. /Freepik/

Keduanya memutuskan turun dan menuntun keledainya. Dari jarak jauh, Luqman melihat penampakan berwarna hitam dan asap yang menggumpal. 

"Bayangan hitam berarti pohon, asap berarti pemukiman penduduk," kata Luqman dalam hati. 

Baca Juga: Update Harga Emas Antam dan UBS Hari Ini, Senin, 1 Januari 2024 di Pegadaian Masih Stabil, Cek Selengkapnya

Luqman dan anaknya terus berjalan, tidak sengaja anaknya menginjak tulang, ia terjatuh dan pingsan. Saat menoleh ke belakang, Luqman baru menyadari anaknya jatuh dan pingsan. 

Sembari menangis, Luqman menghampiri sang anak, mencabut tulang dengan giginya, menyobek sorban dan membungkus kaki anaknya. 

Air mata Luqman tidak sengaja menetes saat menatap wajah anaknya, hingga membuat anaknya sadar. “Ayah mengapa menangis, bukannya apa yang menimpa saya ini adalah yang terbaik?” ucap anaknya.

“Anakku, aku menangis karena perasaan sedih seorang ayah kepada anaknya. Mengenai pertanyaanmu, bagaimana bisa kejadian ini lebih baik bagimu, mungkin di depan nanti kita akan mendapatkan jawabannya. Bisa jadi musibah ini lebih ringan daripada musibah yang ada di depan sana, sehingga Allah menghentikan kita di sini dengan musibah ini,” jawab Luqman.

Setelah menenangkan anaknya, Luqman menghadap ke depan, asap dan bayangan hitam yang sebelumnya dilihat sudah tidak ada. “Sudahlah. Mungkin Allah sudah menyiapkan rencana lain,” kata Luqman dalam hati.

Tidak lama, dari kejauhan muncul sosok berpakaian putih menunggang kuda dan mendekatinya. Saat sudah dekat, anehnya sosok tersebut menghilang dan terdengar suara: “Apakah kamu Luqman?” tanyanya. 

“Iya benar, saya Luqman. Wahai Hamba Allah, siapa engkau sebenarnya? Saya bisa mendengar suaramu tapi tidak melihat wujudmu,” tanya Luqman.

Halaman:

Editor: Sukhum Ela Wahyuningrum


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah