Apakah Tidak Ada Peringatan Dini pada Erupsi Gunung Semeru? Begini Kata Vulkanologi ITB

- 5 Desember 2021, 19:26 WIB
Seorang warga mengangkut barang yang bisa diselamatkan dari rumahnya yang hancur akibat erupsi gunung Semeru di desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Minggu 4 Desember 2021.
Seorang warga mengangkut barang yang bisa diselamatkan dari rumahnya yang hancur akibat erupsi gunung Semeru di desa Supiturang, Lumajang, Jawa Timur, Minggu 4 Desember 2021. /ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/

Terkait dengan fungsi sistem peringatan dini yang berlaku pada erupsi Gunung Semeru kemarin, Mirzam mengatakan bahwa hal itu sebenarnya telah ada, namun terkendala pada penerimaan masyarakat.

Baca Juga: Tega, Soal Warisan Ibu 72 Tahun Dilporkan 5 Anak Kandung ke Polisi

“Mengenai hal itu masyarakat bisa melihat langsung melalui sistem yang sudah dibangun oleh PVMBG yaitu Magma Indonesia. Problemnya adalah kemudian apakah masyarakat bisa menerima informasi secara utuh dan cepat, karena tidak semua daerah di Indonesia terjangkau oleh internet. Hal kedua, tidak semua masyarakat Indonesia memahami, apa maknanya ketika warna gunung itu berubah dari hijau, orange menjadi merah. Artinya ada link yang kemudian perlu kita perbaiki, ada edukasi yang perlu kita masuki, bagaimana menterjemahkan data-data itu dan memastikan data data itu bisa diterima dan dipahami masyarakat”,lanjut Mirzam.

Lebih lanjut Mirzam memberikan beberapa hal yang perlu dibenahi terkait sistem peringatan dini yang ada di Indonesia.

“Satu, pemangku kebijakan melakukan mitigasi dengan baik kemudian mendeliverynya kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Kedua, masyarakat yang tinggal pun mendapatkan informasi yang utuh dan bisa memahaminya. Satu lagi komponen yang penting adalah komunikasi antara kedua komponen ini. Antara pemberi kkebijakan dan juga yang menerima informasi.”, jelas Mirzam.

Baca Juga: Kasus Kejahatan Digital Bertambah Selama Pandemi, Menteri PPPA Himbau Para Orangtua Untuk Berhati-hati

Mirzam juga mengatakan bahwa masyarakat perlu dilatih secara rutin agar tanggap bencana, sehingga bisa menjadi sebuah kebiasaan seperti di Jepang.***

Halaman:

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: YouTube Berita satu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x