BERITASOLORAYA.com – Sebuah ancaman mogok kerja dilayangkan oleh Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Tuntutan tersebut salah satunya adalah meminta penggantian direktur utama.
Para pekerja Pertamina Group anggota Serikat Pekerja Pertamina juga akan mengikuti aksi mogok kerja ini. Aksi mogok kerja akan dilaksanakan di seluruh area kerja Pertamina, antara holding ataupun subholding.
Arie Gumilar selaku Presiden FSPPB akan bertindak sebagai penanggung jawab dari aksi mogok kerja yang dilaksanakan.
Alasan mogok kerja adalah tidak adanya kesepakatan untuk melakukan perjanjian kerja sama antara pengusaha dengan pekerja di Pertamina yang diwakili FSPPB. Kegagalan perundingan ini menjadi pemicu aksi mogok kerja.
Tidak hanya berhenti di situ, Direktur Utama dianggap tidak mempunyai itikad yang baik untuk membangun hubungan kerja yang harmonis, damai, dinamis dan berkeadilan.
Diabaikannya upaya damai yang ditempuh oleh FSPBB juga menjadi salah satu alasan di balik aksi mogok kerja ini.
Posisi Direktur Utama Pertamina sekarang ini dipegang oleh Nicke Widyawati. Wanita dengan kelahiran 25 Desember 1967 telah menjadi Direktur Utama Pertamina sejak 30 Agustus 2018 yang lalu.
Binsar Effendi Hutabarat selaku Ketua umum Solidaritas Pensiunan Karyawan Pertamina akan memback up FSPPB yang mendesak Nicke Widyawati untuk mundur dari posisinya selaku Direktur Utama Pertamina.
Binsar Effendi yang merupakan Ketua Dewan Penasihat Laskar Merah Putih (LMP) dengan tegas menyatakan untuk cepat menggantikan Nicke dengan orang yang lebih cocok dari kriteria FSPPB.
“Supaya Pertamina dapat mewujudkan mimpinya sebagai World Class Energy Company, maka pihaknya juga membutuhkan Direktur Utama yang berpengalaman, telah bekerja profesional di perusahaan minyak luar negeri, supaya diplomasi minyak dunia dapat dikuasai. Direktur Utama juga harus mampu melaksanakan terobosan profitable untuk menguasai devisa negara sampai Rp56 Trilyun, memenuhi Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri dan menyediakan kilang minyak. Hasilnya untuk sebesar-besarnya kepentingan rakyat Indonesia,” papar Binsar Effendi yang didampingi Yasri Pasha Hanifah, Bunadji, Max Manuhutu, Barnabas Kuway, Arief Sedat dan Willem Sonit.
Baca Juga: Terpilihnya Gus Yahya Menjadi Ketua Umum PBNU, Gubernur ganjar Ucapkan Selamat
Binsar Effendi juga mengatakan bahwa Pertamina jangan sampai dinakhkodai oleh seseorang yang bukan ahlinya. Hal itu dapat menghancurkan satu-satunya National Oil Company di republik ini.***