Hal itu disampaikan dalam pertemuan dengan pimpinan lembaga pemerintah setingkat kementerian pada bidang manajemen kepegawaian (ASN) pada lingkup ACCSM+3 (ASEAN+3 Cooperation on Civil Service Matters).
Menurut Bima, saat ini kondisi manajemen ASN dihadapkan pada berbagai tantangan di era disrupsi, baik mulai dari kondisi pandemi Covid-19 sampai dengan tuntutan dan kebutuhan industri 4.0.
Terkait pedoman reformasi birokrasi, pemerintah telah berupaya untuk melakukan akselerasi penataan birokrasi yang sudah dimulai sejak tahun 2008.
Lebih lanjut, pada grand design reformasi birokrasi 2020-2025, pemerintah menargetkan birokrasi berkelas dunia yang didukung oleh smart ASN.
"Untuk itu BKN memprioritaskan pengelolaan manajemen yang menyasar kualitas ASN, baik dari aspek kompetensi dan kinerjanya,” kata Bima, dikutip BeritaSoloRaya.com melalui BKN.
Pada dasarnya, target utama reformasi birokrasi di Indonesia, terutama dilihat dalam konteks pengelolaan SDM Aparatur Sipil Negara.
Hal itu sejalan dengan yang disampaikan Bima, bahwa salah satu concern Presiden RI, Jokowi menuntut agar pelayanan pemerintah harus benar-benar dirasakan masyarakat.
Selain itu, pelayanan Pemerintah juga tidak hanya berhenti pada tataran regulasi serta kebijakan.