Sistem Madrasah di Indonesia Dapat Ditiru Taliban untuk Memperluas Akses Pendidikan bagi Perempuan.

1 November 2021, 09:23 WIB
Madrasah Aliyah (MA) Modern Islamic Boarding School (IBS) Al Azahry Ajibarang mengelar Workshop dan Lomba Cipta Video Pembelajaran Kreatif dan Inovatif untuk Guru MTs se-Kabupaten Banyumas /Dok Humas Pemkab Banyumas


BERITASOLORAYA.com - Sejak beberapa waktu lalu ketika Taliban kembali berkuasa, terdapat kecemasan dari berbagai pihak bahwa masyarakat Afganistan akan kembali mengalami “Islamisasi”. Termasuk dalam sektor pendidikan.

Berbagai laporan menyebutkan rencana dari pemerintah Taliban untuk menerapkan pemisahan antara warga laki-laki dan perempuan, membatasi aktivitas perempuan di luar rumah, mewajibkan pemakaian hijab, hingga sepenuhnya mengganti sekolah dengan madrasah (sekolah berbasis agama Islam).

Menyikapi hal tersebut, Indonesia bisa jadi model pendidikan yang baik bagi pemerintah Taliban terkait akses pendidikan untuk rakyatnya.

Baca Juga: Jelajahi Jajanan Manis dari Solo, Cicipi Kue Yupi.

Di Indonesia, madrasah berkembang berdampingan dengan adanya sekolah sekuler atau sekolah negeri.

Kolaborasi antara Kementerian Agama (Kemenag), bersama dengan NU dan Muhammadiyah telah banyak memghasilkan banyak perempuan lulusan madrasah.

Meskipun kualitasnya selama ini sering diperdebatkan, madrasah di Indonesia berhasil mencapai keseimbangan gender antara siswa laki-laki dan perempuan.

Baca Juga: Kelompok waris yang sebenarnya dalam islam.

Bagi Afganistan, menjadikan madrasah di Indonesia sebagai contoh model pendidikan dapat menjadi solusi terbaik untuk mengatasi kurangnya lembaga pendidikan di negara tersebut.

Model madrasah di Indonesia ini dapat menjadi solusi terjangkau bagi berbagai pemerintah dunia untuk memperluas akses pendidikan.

Perempuan yang berpendidikan merupakan kunci utama untuk perubahan sosial di masa depan.

Revolusi di sektor pendidikan ini akan berdampak pada naiknya tingkat aktivisme warga dalam menyuarakan pendapat.

Baca Juga: Suami Wajib Memberi Nafkah Kepada Mantan Istri, Berikut Penjelasannya!


Seiring berjalannya waktu, jumlah perempuan berpendidikan akan meningkat dan mencapai batas di mana mereka bisa bergerak memperjuangkan hak.

Mereka pun bisa menggunakan literasi untuk menuntut pemerintahan yang kurang baik.

Afganistan saat ini memiliki jauh lebih banyak tokoh pemimpin perempuan dari sebelumnya berkat meluasnya akses perempuan di sektor politik selama 20 tahun terakhir.

Baca Juga: Mengenal Punggowo Baku Kawandoso, Prajurit Inti Pangeran Sambernyawa.

Taliban pun memahami hal ini, dan tercermin dalam pengakuan rezim tersebut akan pentingnya pendidikan bagi perempuan bahkan hingga penddikan tinggi.***

Editor: Novrisia Yulisdasari

Sumber: theconversation.com

Tags

Terkini

Terpopuler