Kurikulum 2022, Benarkah Jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA Bisa Tidak Ada? Berikut Penjelasan Kemendikbud

- 23 Desember 2021, 18:59 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim meminta Kepala Prodi Perguruan Tinggi agar bekerjasama dengan antar program studi.
Mendikbudristek Nadiem Makarim meminta Kepala Prodi Perguruan Tinggi agar bekerjasama dengan antar program studi. /Tangkapan layar YouTube Oficial Unila

BERITASOLORAYA.com - Kurikulum 2022 ini direncanakan akan dipakai di seluruh sekolah di Indonesia pada pergantian tahun ini. 
 
Sebelumnya telah ada penjelasan terkait fungsi dari kurikulum 2022 ini, di mana menurut sejumlah pihak akan membantu perkembangan pendidikan Indonesia lebih maju lagi.
 
Diketahui pada kurikulum 2022 ini akan kita dapatkan beberapa perbedaan dengan kurikulum lama yang sangat mencolok, salah satunya pengurangan jam untuk guru.
 
 
Namun terdapat juga solusi terkait masalah tersebut, baru-baru ini terdengar kabar tentang jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA yang bisa saja tidak ada di kurikulum baru ini.
 
Dikutip BeritaSoloRaya.com dari postingan yang diunggah akun instagram @seputarkuliah dini hari.
 
Dalam sebuah postingan terdapat penjelasan dari Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Assesmen Pendidikan Pendidikan Kemendikbud Ristek Anindito Aditomo mengatakan "bahwa yang dimaksud masyarakat mengenai Kurikulum 2022 tersebut adalah kurikulum prototipe,"Katanya.
 
 
Lebih lanjut Anindito mengatakan mengenai kurikulum resmi yang masih digunakan hingga saat ini adalah kurikulum 2013.
 
"Kurikulum prototipe tidak disebut sebagai Kurikulum 2022 karena pada tahun 2022 sifatnya opsional," Ungkap Anindito pada akun @seputarkuliah yang dilansir Berita Solo Raya.
 
Diketahui pada kurikulum prototipe ini nantinya siswa SMA akan diperbolehkan meramu sendiri kombinasi mata pelajaran sesuai dengan minatnya.
 
 
"Alih-alih di kotakkan ke dalam jurusan IPA, IPS dan Bahasa, siswa kelas 11 dan 12 akan boleh meramu sendiri kombinasi mata pelajaran yang sesuai dengan minatnya," Ucap Anindito
 
Kurikulum prototipe hanya akan diterapkan di satuan pendidikan, yang berminat menggunakannya sebagai alat untuk transformasi pembelajaran.
 
Contoh penerapan kurikulum prototipe di antaranya, siswa yang ingin menjadi insinyur nantinya boleh mengambil matematika lanjutan dan fisika lanjutan, tanpa mengambil biologi. 
 
 
Kemudiann siswa tersebut bisa mengkombinasikannya dengan mata pelajaran IPS, Bahasa dan kecakapan hidup yang sejalan dengan minat maupun rencana karirnya.
 
Selain itu menurut Kemendikbud Ristek Kurikulum prototipe akan memberi kesempatan pada siswa untuk menekuni minatnya secara lebih fleksibel.
 
Lebih lanjut dalam kurikulum prototipe, siswa diharuskan mengambil 18 jam pelajaran wajib dan 20 jam pelajaran pilihan per minggu yaitu:
 
 
1. Pendidikan agama dan budi pekerti
 
2. Pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
3. Bahasa Indonesia
 
4. Bahasa Inggris
 
5. Matematika
 
6. Seni Musik
 
7. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
 
8. Sejarah
 
 
Kemendikbud mengatakan bahwa secara umum hasilnya bagus. Banyak sekolah yang terdorong untuk melakukan inovaai pembelajaran.
 
Semoga kita dapat menjadi generasi yang membanggakan untuk tanah air tercinta. ***
 

Editor: Inung R Sulistyo

Sumber: Instagram @seputarkuliah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x